Alt Title

Marak Aborsi Ilegal, Buah Sistem Gagal

Marak Aborsi Ilegal, Buah Sistem Gagal

 


Berbagai pemikiran Barat seperti "hak reproduksi" yang semakin merasuki masyarakat hingga lemahnya sistem sanksi dan berbagai kerusakan lainnya menyebabkan aborsi ilegal terus berulang

Tak lain dan tak bukan, serangkaian kerusakan ini berpangkal dari sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini

_________________________


Putri Efhira Farhatunnisa

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Tempat praktik aborsi ilegal seakan 'mati satu tumbuh seribu'. Satu tempat diungkap, disusul dengan temuan tempat praktik lain. Seperti tak ada habisnya dan entah sampai kapan akan terus bermunculan. Berawal dari masalah kehamilan tidak diinginkan yang menginspirasi orang lain untuk membuka usaha 'berdarah' ini.


Tempat praktik aborsi ilegal yang ditemukan kali ini bertempat di Apartemen Gading Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kepolisian menemukan janin di septic-tank juga di tower pembuangan apartemen. Darningsih (49) dan Ova (42) sebagai penyewa apartemen sekaligus pelaku usaha aborsi ini telah ditetapkan sebagai tersangka. (rri[dot]co[dot]id 21/12/2023)


Kapitalisme Meniscayakan Aborsi Ilegal


Maraknya temuan tempat praktik aborsi ilegal ini mengiringi gaya hidup masyarakat yang semakin bebas, terutama kalangan muda-mudi. Banyaknya muda-mudi yang berzina dan membutuhkan solusi instan, menjadi peluang usaha bagi mereka yang tak beriman. Sungguh kondisi yang sangat memprihatinkan. 


Pergaulan yang semakin bebas ini adalah buah dari pemikiran liberalisme yang berasal dari Barat. Membuat masyarakat semakin jauh dari Islam. Kerusakan pun banyak terjadi, terutama rusaknya generasi muda yang hanya sibuk memperturutkan hawa nafsu. Alhasil berbagai masalah bermunculan dari segala aspek. 


Janin tak berdosa menjadi korban dari perbuatan tak beradab orang tua biologisnya. Keindahan dunia pun belum sempat ia rasakan, namun sakit yang amat sangat lebih dulu menghampiri. Menjadi bukti, bahwa kapitalisme telah merenggut hati nurani manusia. Tak dapat memanusiakan manusia apalagi memuliakannya.


Berbagai pemikiran Barat seperti "hak reproduksi" yang semakin merasuki masyarakat hingga lemahnya sistem sanksi dan berbagai kerusakan lainnya menyebabkan aborsi ilegal terus berulang. Tak lain dan tak bukan, serangkaian kerusakan ini berpangkal dari sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini.


Problem Solving 


Pangkal masalah yang ada saat ini adalah sistemnya. Sehingga segala problematika yang terjadi seakan tak pernah menemukan solusi tuntas. Karena tidak menggunakan solusi yang tepat dan terjamin kebenarannya. Adakah solusi yang tepat dan terjamin itu?


Sang Pencipta tak mungkin membiarkan makhluknya berada dalam masalah tanpa memberi petunjuk pada solusinya, karena semuanya diciptakan berpasangan. Seperti kata pepatah "di sana ada gula, di situ ada semut", maka "di mana ada masalah, di situ ada solusi". Tergantung kita mau atau tidak untuk mengambil solusi yang disiapkan Allah Swt. pencipta semesta alam.


Begitupun dalam masalah aborsi ilegal ini, Islam memiliki mekanisme yang dapat mengentaskannya dengan tuntas. Seluruh aspek kehidupan yang diatur berdasarkan apa yang Allah tuangkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, akan membuat lingkungan kondusif yang secara tidak langsung dapat mengatasi permasalahan kehidupan.


Mulai dari pencegahan hingga sanksi yang diberlakukan semua bermuara pada penyelesaian masalah. Sebagai contoh, dalam masalah aborsi ini, sistem pergaulan Islam yang mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan, juga aturan mengenai pakaian dapat mencegah adanya hubungan terlarang —seperti pacaran— yang merupakan salah satu pintu zina. 


Dari segi pemikiran pun, Islam memiliki sistem pendidikan yang murni berasal dari Islam, sehingga membentuk individu menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Ketika pemikiran dan pola sikap Islam sudah dipupuk sedini mungkin, maka ia tidak akan mudah menelan pemikiran asing yang bukan berasal dari Islam.


Terlebih pemikiran merupakan suatu hal yang amat penting, karena ia akan mempengaruhi pola sikap. Maka masyarakat akan terjaga dari pemikiran sesat ala Barat dengan pendidikan Islam tersebut, disamping ada upaya pengontrolan media yang dikonsumsi. Dengan pemahaman Islam yang matang, maka seseorang pun akan memahami tujuan hidupnya.


Tujuan hidup manusia yaitu hanya untuk meraih keridhaan Allah. Maka peluang yang ia lihat dari setiap kejadian adalah peluang untuk beramal shalih, bukan meraih pundi dari dosa orang lain seperti praktik aborsi ilegal ini. Selain itu sanksi yang tegas pun akan 'menertibkan' individu secara otomatis.


Ketika ada sanksi yang ditetapkan dan terbukti ketegasannya, maka seseorang akan berpikir berulang kali untuk bertindak. Begitulah Islam mengatur kehidupan agar kesejahteraan dapat dicapai. Dengan menerapkan Islam secara menyeluruh tanpa campuran dari aturan ideologi lain yang berasal dari manusia.


Aborsi Menurut Islam


Islam sangat menghargai nyawa manusia, maka sangat dilarang melakukan penghilangan nyawa tanpa hak (izin syar'i). Aborsi hukumnya haram dan tidak ada layanan untuk aborsi. Para ulama sepakat bahwa aborsi yang dilakukan setelah ditiupkannya ruh (120 hari) adalah haram. Ada diyat (denda) yang harus dibayar oleh pelaku aborsi. 


Kalaupun aborsi harus dilakukan demi menyelamatkan nyawa sang ibu, maka pemeriksaan kesehatan harus dilakukan sedini mungkin sehingga bisa dilakukan tindakan saat janin belum ditiupkan ruh atau sebelum berusia 120 hari. Alangkah lebih baik jika melakukan pemeriksaan sebelum berencana memiliki anak. Agar masalah dapat diketahui sebelum ada janin dalam kandungan, sehingga aborsi tak perlu dilakukan. Wallahualam bissawab. [GSM]