Alt Title

Sampah di Bandung Masih Menggunung

Sampah di Bandung Masih Menggunung

Gaya hidup dan pola konsumsi di tengah masyarakat mempunyai pengaruh besar dalam meningkatnya jumlah sampah. Masyarakat di masa kini begitu menyukai belanja untuk memenuhi keinginan-keinginan semata

Tanpa disadari, gaya hidup seperti ini berimbas pada peningkatan pemakaian kemasan, pembungkus, bubble wrap, dan kantong plastik

______________________________________



KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Pemprov Jabar telah mencabut status Bandung darurat sampah. Namun, tidak bisa diartikan bahwa masalah sampah di sebagian wilayah Jabar telah teratasi. Faktanya, dalam keputusan Walikota Bandung no. 658.1Kep.2523-DLH/2023 dinyatakan Bandung masih darurat sampah hingga 31 Desember 2023.


Menurut catatan, terdapat kurang lebih 37.000 ton sampah tertahan di kota Bandung akibat kurangnya kiriman ke TPA Sarimukti. Masyarakat dibuat resah, mendapati sampah menumpuk di rumah-rumah mereka tanpa tahu kapan sampah akan diangkut oleh petugas. Tak heran, jika kemudian banyak warga membuang sampahnya secara diam-diam ke sembarang tempat. Seperti di daerah Cicadas, sampah menumpuk di berbagai titik terutama di dekat pasar Cicadas. 


Hal ini menyebabkan beberapa pedagang tidak membuka kiosnya karena pembeli tidak akan nyaman berbelanja di kios dekat sampah. Selain bau, sampah yang tertahan lama akan menjadi sumber penyakit.


Pembatasan pengiriman sampah ke TPA Sarimukti hingga 50% dari kondisi normal mendorong seluruh elemen di kota Bandung untuk membiasakan diri mengolah sampah secara mandiri. Mereka boleh membuang sampah residu saja. Sementara, untuk pengelolaan sampah pasar, pemerintah Kota Bandung bersiap memfungsikan area lahan yang berada di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api. 


Gaya hidup dan pola konsumsi di tengah masyarakat mempunyai pengaruh besar dalam meningkatnya jumlah sampah. Masyarakat di masa kini begitu menyukai belanja untuk memenuhi keinginan-keinginan semata. Tanpa disadari, gaya hidup seperti ini berimbas pada peningkatan pemakaian kemasan, pembungkus, bubble wrap, dan kantong plastik. Pemakaian kemasan berbahan dasar plastik tidak dapat diurai hingga tidak dapat dimusnahkan dengan mudah. Sementara, lahan untuk menampung sampah kurang. Tak heran jika sampah makin lama makin menggunung. 


Persoalan sampah ini makin lama makin pelik seolah sudah tak bisa diatasi. Akan lebih baik jika pemerintah mulai mencari tahu bagaimana sistem Islam dalam hal mengelola sampah. Karena Islam tidak hanya mengatur perkara ibadah melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan alam sekitar. 


Islam memiliki sistem pengelolaan sampah secara sistematik, sehingga lingkungan tidak akan tercemar seperti yang terjadi saat ini. Ada tiga kerangka besar pengelolaan sampah dalam Islam, yakni:


- Islam mendorong setiap individu untuk memiliki kesadaran hidup terhadap kebersihan, bahwa kebersihan adalah bagian dari keimanan. Pengurangan sampah secara individual dapat dilakukan dengan mengonsumsi sesuatu secukupnya saja. 


- Pada kondisi tertentu upaya individu dalam mengelola sampah bisa saja tidak bisa dilakukan. Mereka yang tinggal di lingkungan padat misalnya, tentu saja akan kesulitan untuk memiliki pengelolaan sampah mandiri, maka dibutuhkan pengolahan sampah komunal. Hal ini bisa dilakukan dengan saling bekerja sama antar anggota masyarakat dalam mengelola sampah dalam hal memilah, memilih dan membakarnya. 


- Selain bertumpu pada kesadaran masyarakat juga kebiasaan-kebiasaan mereka, infrastruktur pengelolaan sampah juga dibutuhkan. Sebagai pelayan masyarakat, pemerintah harus menjalankan perannya secara maksimal. pemerintah wajib memastikan keberadaan sistem dan instalasi pengelolaan sampah terutama di wilayah yang tidak bisa mengelola sampah secara individual. 


Pemerintah harus mencurahkan segala sumber daya agar sampah terkelola dengan baik. Pemerintah juga mendorong ilmuwan untuk menciptakan teknologi-teknologi pengelola sampah ramah lingkungan, mengadopsinya kemudian menerapkannya. Wallahualam bisssawab. [Dara]


Penulis Sri Gita Wahyuti, A.Md.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Pergerakan Muslimah