Alt Title

Kekeringan, Buah Rusaknya Kapitalisme

Kekeringan, Buah Rusaknya Kapitalisme

Rusaknya alam dan sulitnya air bersih tidak lepas dari sistem yang diterapkan saat ini, yaitu kapitalisme. Paham ini memuja kebebasan termasuk dalam kepemilikan

Saat ini kekayaan alam banyak dikuasai oleh para pemilik modal termasuk air bersih. Sumber air bersih telah dikuasai oleh berbagai perusahaan swasta

______________________________


Penulis Verawati, S.Pd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Di beberapa wilayah di Indonesia beberapa bulan terakhir sudah merasakan kekeringan.  Dampaknya pun sudah terasa seperti di wilayah timur Indonesia. Mereka sudah dahulu merasakan dampaknya yaitu rusaknya berbagai tanaman, sulit air, dampak lainnya yaitu berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah dan batuk flu hingga kelaparan yang menimbulkan kematian. Kondisi ini pun dialami oleh daerah lainnya seperti Jawa. Efek yang paling terasa di wilayah Jawa adalah banyaknya para petani yang mengalami kesulitan air hingga mengalami gagal panen dan kerugian secara materi. 


Para pakar mengatakan kondisi kekeringan ini diakibatkan salah satunya yaitu Elnino. Yaitu fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Gejala ini mempengaruhi cuaca global di dunia termasuk di Indonesia. 


Kekeringan ini pun akibat dari tata kelola dan mitigasi air yang salah. Kerusakan hutan dan hilangnya lahan tadah hujan terutama di wilayah perkotaan atau padat penduduk. Sehingga ketika turun hujan, air langsung mengalir ke aliran sungai menuju ke laut atau ke pemukiman warga alias banjir.


Mirisnya ketika air sulit di dapatkan, justru air berlimpah di pinggir jalan. Air-air kemasan ini siap dipasarkan oleh berbagai industri dengan merk dagang yang bersaing. Artinya ketersediaan air di negeri ini masih cukup hanya saja sudah dikuasai oleh pihak swasta. 


Kapitalisme Biang Kerok Kerusakan Alam dan Sulitnya Air 


Rusaknya alam dan sulitnya air bersih tidak lepas dari sistem yang diterapkan saat ini, yaitu kapitalisme. Paham ini memuja kebebasan termasuk dalam kepemilikan. Saat ini kekayaan alam banyak dikuasai oleh para pemilik modal termasuk air bersih. Sumber air bersih telah dikuasai oleh berbagai perusahaan swasta.


Selain itu, paham ini memuja individualisme  sehingga individu tidak peka lagi terhadap sesama apalagi terhadap lingkungan alam. Banyak sungai yang sudah rusak, akibat masyarakat membuang sampah ke sungai, perusahaan yang membuang limbahnya dan lain sebagainya. Sungai pun mengalami penyempitan dan alih fungsi. Banyak bantaran sungai yang digunakan menjadi rumah dan toko-toko.


Belum lagi adanya penggundulan hutan dan kebakaran hutan. Hal ini menambah rusaknya alam termasuk hilangnya sumber air bersih. Para kapitalis tentu hanya memikirkan keuntungan semata tanpa memikirkan efek samping yang ditimbulkan.


Negara pun seolah tak berdaya. Sebab negara hanya bertugas membuat regulasi semata. Sedangkan pemenuhan diserahkan pada BUMN atau swasta.


Demikianlah kapitalisme ini menjadi biang kerok kerusakan yang terjadi. Berbeda dengan sistem islam. Sistem Islam menjadikan penguasa sebagai pe-riayah atau pengurus semua kepentingan dan kebutuhan rakyat. Termasuk penyediaan air dan kelestarian alam.


Dalam Islam air merupakan milik umum. Sehingga tidak boleh dikuasai oleh individu tertentu atau diprivatisasi. Air akan dikelola oleh negara dan akan dibagikan secara murah bahkan gratis. Termasuk di dalamnya adalah negara menyediakan pipa-pipa saluran air hingga ke rumah-rumah. Sebagaimana sabda Nabi saw., "Kaum muslim berserikat dalam tiga hal yaitu air, api dan padang gembala." (HR. Abu Dawud)


Negara akan memelihara  kebersihan sungai dan lingkungan. Salah satunya dengan memberikan edukasi pada masyarakat, supaya tidak membuang sampah ke sungai dan peduli terhadap kelestarian lingkungan. Negara akan menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dan menjaga keindahan alam.


Negara akan mendorong para ahli yang terkait dengan masalah air dan lingkungan untuk menemukan solusi saat kesulitan air. Berbagai penelitian dan mitigasi air akan dibiayai negara. Sehingga ketika ada musim kemarau panjang negara sudah siap dengan berbagai solusi yang menyelesaikan.


Hal ini didukung oleh sistem ekonomi yang stabil. Sebab negara Islam memiliki sumber pemasukan yang tetap dan terus menerus ada. Seperti fa'i, ghanimah, kharaj dan jizyah serta harta lainnya seperti dari milik negara. Dengan keuangan yang seperti ini negara Islam akan mampu menyelesaikan permasalahan kekeringan dan kondisi alam yang berubah-ubah.


Demikianlah Islam sebagai syariat dari Allah Swt., memberikan solusi yang menyelesaikan masalah hingga ke akarnya dan mampu menyejahterakan masyarakat. Wallahualam bissawab. [GSM]