Jaminan Jiwa dalam Negara Menurut Pandangan Islam
Surat PembacaIslam sangat menjaga jiwa manusia. Tidak boleh ada satu pun darah yang tertumpah tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarak
Bahkan, Allah Swt. menggambarkan hilangnya dunia lebih ringan dibandingkan dengan terbunuhnya seorang manusia
________________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Setelah ada korban jiwa baru bertindak. Itulah tabiat sistem kapitalisme sekularisme yang diterapkan saat ini. Sekularisme telah memandulkan peran negara sebagai pelindung rakyat. Dari awal, mereka tidak punya visi untuk melayani rakyat berdasarkan ketakwaan. Sebaliknya, penguasa berperan sebagai regulator semata, sementara pengelolaan diserahkan kepada pihak swasta yang berasal dari kapital (pemegang modal). Penguasa telah melepaskan tanggung jawabnya untuk menjaga dan meriayah rakyat dari segala macam ancaman, seperti yang terjadi baru-baru ini yaitu kasus meninggalnya warga yang terjerat kabel.
Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Vadim meregang nyawa karena terjerat kabel telkom fiber optik yang semrawut di Jalan Ibu Kota Jakarta. Kecelakaan terjadi pada Sabtu dini hari, 29 Juli 2023. Menurut AKP Agus Suwito, korban sedang mengendarai sepeda motor dari arah timur menuju arah barat di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah Jakarta Barat. Korban diduga kurang konsentrasi dan hati-hati ketika melintas dekat Gudang Djarum. (liputan6[dot]com,06/8/2023)
Kasus warga berkendara yang terjerat kabel bukan terjadi kali ini saja, tetapi telah berulang kali. Korban bukan hanya mengalami kecacatan, bahkan banyak yang kehilangan nyawa. Mirisnya, penguasa dan pihak-pihak yang terkait saling lempar tanggung jawab. Terbukti, setelah lima hari kejadian, tak ada satu pun yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu. Walaupun Asisten Pembangunan DKI Jakarta dan jajarannya telah mengundang semua pemilik kabel.
Kondisi ini adalah akibat dari negara yang menerapkan sistem sekuler. Penguasa yang seharusnya bertanggung jawab terhadap keselamatan rakyat terbukti abai. Banyak tata kelola pekerjaan proyek termasuk infrastruktur yang diserahkan kepada pihak swasta, sehingga pengontrolan dan kualitas menjadi lemah. Mereka bekerja asal-asalan, yang penting dalam pandangan mereka, bagaimana mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, sekalipun mengorbankan keselamatan rakyat. Sebuah keniscayaan, hal itu terjadi dalam sistem sekuler saat ini.
Islam sebagai agama yang sempurna, memiliki aturan dalam seluruh aspek kehidupan. Tatanan kehidupan manusia diatur dengan rinci dan jelas. Hukum syara dilaksanakan dalam seluruh aspek kehidupan, baik dalam skala individu, masyarakat, dan negara. Negara akan memastikan ideologi Islam sebagai landasan dan aturan dalam kehidupan. Negara juga akan memastikan tidak ada ideologi yang rusak hidup berdampingan dalam wilayah kekuasaannya.
Menurut Imam Al-Ghazali, salah satu tujuan syariah (maqasid syariah) adalah menjaga jiwa. Seorang pemimpin akan menjaga jiwa warga negaranya baik muslim maupun non muslim. Negara akan menciptakan negaranya dengan suasana penuh imam. Semua kebijakan publiknya didasarkan pada ketakwaan dan kemaslahatan hanya untuk umat saja. Sehingga, tidak mungkin ada kejadian yang merenggut rakyatnya atas kelalaian penguasa.
Demikianlah, Islam sangat menjaga jiwa manusia. Tidak boleh ada satu pun darah yang tertumpah tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarak. Bahkan, Allah Swt. menggambarkan hilangnya dunia lebih ringan dibandingkan dengan terbunuhnya seorang manusia.
"Hilangnya dunia itu lebih ringan bagi Allah Swt. dibandingkan dengan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Nasai 3987, Tirmidzi 1455)
Maka, perlu bukti apa lagi? Bahwa Islam adalah agama hak yang diturunkan oleh Allah Swt. melalui Rasulullah saw. sebagai pembawa risalah. Saatnya, umat berjuang untuk segera menegakkan kembali institusi penerap syariat Islam kafah agar kehidupan manusia di dunia ini terjaga dari segala kerusakan. Wallahualam bissawab. [GSM]
Penulis Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim