Alt Title

Isu KKB di Papua Menjadi Perhatian Internasional

Isu KKB di Papua Menjadi Perhatian Internasional

Akibat dari konflik KKB yang berkepanjangan dan tak pernah tertuntaskan, Indonesia rentan terkena isu HAM (Hak Asasi Manusia) di dunia internasional. KKB sering melakukan propaganda untuk menarik perhatian dunia internasional. Hal ini dilakukan agar rencana mereka untuk memisahkan diri dari Indonesia mendapatkan dukungan dari dunia internasional, terutama negara-negara Pasifik yang memiliki hubungan budaya dan nenek moyang dengan mereka

_________________________


Penulis Titien Khadijah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Papua adalah masalah dalam negeri Indonesia dan tidak memerlukan campur tangan asing. Hal ini ditegaskan oleh pemerintah Indonesia sendiri. Status Papua sudah final, karena hasil penentuan pendapat rakyat (Perpera) pada tahun 1969 mendukung integrasi Irian bergabung ke wilayah Indonesia dan hasilnya diterima oleh PBB.


Hal tersebut membuat Himpunan Mahasiswa Papua di Jakarta, Depok dan Bekasi mendesak agar pemerintah melakukan dialog damai terkait memanasnya situasi konflik bersenjata di Papua. Menurut Koordinator Himpunan Mahasiswa Papua Rudy Kogoya, negara harus segera melakukan dialog damai untuk menyelesaikan konflik Papua. (Kompas, 20/4/2023)


KKB atau OPM (Organisasi Papua Merdeka) merupakan kelompok separatis yang sampai saat ini tidak pernah terselesaikan dan menjadi problem bagi Indonesia. Kelompok-kelompok ini lahir pada tahun 1963. Pertama kali mereka melakukan kontak senjata pada 26 Juli 1963 di Manokwari. Tujuan daripada kelompok ini adalah untuk melepaskan Papua dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).


Adanya kekecewaan akan sikap pemerintah yang tidak adil terhadap masyarakat Papua melatarbelakangi terjadinya gerakan separatis, seperti KKB atau OPM. Apabila dilihat saat ini apa yang dikatakan oleh LIPI sangat masuk di akal, melihat wilayah Papua pemberdayaan dan pembangunan masih sangat tertinggal.


Akibat dari konflik KKB yang berkepanjangan dan tak pernah tertuntaskan, Indonesia rentan terkena isu HAM (Hak Asasi Manusia) di dunia internasional. KKB sering melakukan propaganda untuk menarik perhatian dunia internasional. Hal ini dilakukan agar rencana mereka untuk memisahkan diri dari Indonesia mendapatkan dukungan dari dunia internasional, terutama negara-negara Pasifik yang memiliki hubungan budaya dan nenek moyang dengan mereka.


KKB dalam melakukan propaganda biasanya dengan cara aksi pembunuhan, lalu menuduh atau melemparkan aksinya tersebut kepada pihak keamanan Indonesia baik TNI maupun Polri. Dimana hal nantinya yang nantinya akan memicu desakan dan kecaman Ham (Hak Asasi Manusia).


Untuk menarik perhatian dunia internasional, KKB sering melakukan gerakan strategisnya dengan melakukan propaganda menggunakan ketimpangan pembangunan, sosial dan ekonomi. Propaganda seperti ini bisa menimbulkan desakan untuk Indonesia dari pihak Internasional. Dimulai dari melakukan referendum atau desakan untuk memasukkan masalah tersebut dalam agenda rapat PBB.


Di tengah konflik KKB, Papua yang kaya dengan sumber daya alam selalu menjadi incaran kaum imperialis. Dengan tujuan menguasai seluruh kehidupan, politik, sektor perekonomian, serta nilai-nilai kebudayaan. Itu karena kaum imperialis menganggap Papua memiliki wilayah yang strategis untuk direbut dan dipertahankan.


Pada zaman kekuasaan orde baru, meyakini bahwa ideologi Kapitalisme yang ditandai masuknya korporasi modal asing masuk ke Indonesia merupakan satu-satunya jalan untuk memperbaiki situasi ekonomi dalam negeri yang saat itu sedang memburuk.


PT Freeport Indonesia adalah salah satu wujudnya yang merupakan perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoran Cooper and Gold inc. (Amerika Serikat). Perusahaan ini penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Perusahaan ini telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988) di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika Propinsi Papua.


Freeport dituding menjadi sumber masalah, konflik dan tragedi kemanusiaan, kelaparan serta konflik sosial yang berkepanjangan di Papua. Seperti bentrok aparat dengan masyarakat yang demo karena tidak mendapatkan keadilan di tanahnya sendiri atau bentrok aparat dengan KKB yang tidak berkesudahan.


Perusahaan ini bisa membeli apa pun dan siapa pun untuk mempertahankan kepentingannya. Dengan adanya kekuatan uang membuat perusahaan tersebut sudah lebih dari 48 tahun bercokol menguras kekayaan alam dan tidak tersentuh sama sekali. Oleh sebab itu, masalah Freeport tidak pernah bisa terselesaikan hingga kini.


Hanya dengan mabda Islam, kedaulatan negara tidak mudah dilecehkan oleh lawan. Serta kedaulatan negara akan selalu terjaga dari intervensi asing. Supaya tidak terjadi disintegrasi, negara tidak akan tunduk pada kepentingan apa pun yang akan merugikan negara, apalagi untuk kepentingan para kapitalis. Wallahualam bissawab. []