Alt Title

ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI, MASIHKAH JOB FAIR JADI SOLUSI?

ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI, MASIHKAH JOB FAIR JADI SOLUSI?


Dalam Islam pemimpin harus mampu  mengatasi masalah pengangguran, karena pemimpin adalah penanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang menyatakan


"Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya," (HR. Al-Bukhari)


Penulis Ummu Azzam 

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com-Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung Uu Rukmana menyebutkan, bahwa penduduk angkatan kerja atau orang yang harus bekerja pada waktunya di Kabupaten Bandung yaitu sekitar 1,8 juta orang. Dari jumlah tersebut yang sudah bekerja sampai hari ini yaitu 1,68 juta orang, sedangkan orang yang masih menganggur saat ini 6,98 persen. Itu artinya kalau dijumlahkan sekitar 120.000 orang masih menganggur. ini membuktikan masih banyaknya pengangguran di Kabupaten Bandung ini sehingga terus mengupayakan menguranginya," kata Uu Rukmana seusai membuka Job Fair di halaman kantor Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.


Ketika tahun pertama bekerja, Beliau juga mengatakan Bapak Bupati bisa menurunkan angka pengangguran dengan berbagai program, termasuk program Disnaker yaitu Job Fair tersebut. (dejurnal[dot]com, 22/2/2023) 


Angka pengangguran yang masih tinggi ini, menunjukkan gagalnya Kapitalisme dalam menyediakan lapangan kerja. 


Begitu juga penyebab tingginya angka kemiskinan Jabar sebagian akibat dampak sulitnya rakyat mencari kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah orang yang mencari kerja, jika pun ada lapangan kerja seperti dengan adanya Job Fair para pencari kerja harus bersaing dengan para tenaga dari luar yang mempunyai keahlian tertentu. Sedangkan rakyat hanya memiliki keahlian terbatas. Apalagi yang tidak memiliki keahlian apa pun sudah dipastikan kalah bersaing dengan tenaga kerja luar.


Persoalan pengangguran ini sangat berkaitan erat dengan kebobrokan sistem ekonomi yang diterapkan saat ini, sehingga persoalan tidak akan selesai tuntas hanya dengan menggelar Job Fair. Apalagi kalau industri dibiarkan sendirian menyelesaikan masalahnya tanpa ada bantuan dari pemerintah.


Dalam sistem kapitalis saat ini peran pemerintah hanya sebagai regulator. Contohnya seperti menggeluti kebijakan untuk menjembatani kebutuhan industri dengan SDM yang ada. Sehingga, mereka tidak membuat lapangan kerja untuk rakyatnya, melainkan sekadar menyalurkan sesuai permintaan pasar.

 

Sistem Kapitalisme, sebuah sistem yang melahirkan aturan hidup berdasarkan akal manusia yang jelas serba terbatas termasuk menuntaskan pengangguran. Sehingga sistem ini terbukti tidak mampu memberikan lapangan pekerjaan yang cukup bagi seluruh rakyatnya.


Jika kita mau mengembalikan aturan hidup dengan Islam, maka Islam hanya satu-satunya solusi yang lahir dari Sang Pencipta yaitu Allah Swt.. Islam merupakan agama yang tidak hanya mengatur perkara ibadah tetapi juga perkara kehidupan. Seperti aturan tentang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain sebagiannya, termasuk menyelesaikan masalah pengangguran.


Dalam Islam pemimpin harus mampu  mengatasi masalah pengangguran, karena pemimpin adalah penanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa: "Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya," (HR. Al-Bukhari)


Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pemimpin dalam Islam adalah:


Pertama pada bidang pendidikan, negara yang menerapkan syariat Islam akan dengan mudah didapatkan bahkan gratis. Rakyat juga diberikan kebebasan memilih sesuai dengan potensinya termasuk memberikan keahlian atau keterampilan terutama bagi laki-laki yang dibebankan kewajiban bekerja. Contohnya dalam mengelola sumber daya alam diperlukan tenaga terdidik dan terampil untuk pengurusannya. Maka dari itu kurikulum pendidikan akan disusun untuk membekali lulusannya dengan ilmu-ilmu terapan yang dibutuhkan masyarakat. 


Kedua, negara akan menyiapkan sarana dan prasarana bagi semua rakyat terutama laki-laki agar mau bekerja. Seperti memberikan modal secara cuma-cuma dan lainnya. Kewajiban bekerja hanya bagi laki-laki, tujuannya agar bisa menghilangkan persaingan antara tenaga perempuan dan laki-laki. Kecuali perkerjaan yang mengharuskan dilakukan oleh perempuan.


Ketiga, sektor industri dalam Islam akan lebih banyak menyerap tenaga kerja dalam negeri dan dikelola oleh negara secara mandiri tidak diserahkan kepada swasta ataupun asing. Hal tersebut diselenggarakan dengan tujuan agar rakyat lebih mudah mendapat perkerjaan sehingga tidak ada yang menganggur.


Hanya dengan kepemimpinan dalam sistem Islam yang diterapkan secara kafah semua itu akan terwujud. Fungsi negara sebagai pengatur dan penjaga hak-hak rakyat akan terealisasikan. Dengan begitu negara akan memastikan setiap warga negaranya terjamin kebutuhan hidupnya. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.