Sabar Menghadapi Cobaan, Bukan Kemaksiatan!
NafsiyahSabar yang Sebenarnya adalah Ketika Ia Mengatakan yang Hak dan Melaksanakannya
Penulis : Jasni
(Aktivis Dakwah)
kuntumcahaya.blogspot.com -- Dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan ra.. Ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: ".... Jika ia ditimpa dengan kesulitan, maka ia akan bersabar dan kesabaran itu adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim)
Kutipan hadis di atas memerintahkan kepada kaum muslimin untuk bersabar ketika ditimpa kesulitan dan anjuran untuk bersabar dalam menghadapi cobaan. Kesabaran dalam menghadapi cobaan akan menjadikan pahala yang besar bagi orang yang menjalaninya. Bagi orang-orang beriman dijadikan sebagai rahmat. Sementara bagi orang yang berdosa untuk menyiksanya.
Mengguritanya kemaksiatan di negeri ini menampakkan bahwa kaum muslimin sedang tidak baik-baik saja. Kaum muslimin diuji dari berbagai lini kehidupan.
Allah Ta'ala berfirman, "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan juga kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (QS. Ali 'Imran [3]: 186)
Saudariku, dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa Allah akan menguji kita dan Islam mengajarkan kita untuk bersabar. Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barang siapa marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) atas kemarahannya." (Telah dikeluarkan oleh Ahmad melalui jalur Mahmud bin Labid)
Makna sabar yang sesungguhnya bukanlah membatasi diri dan menjauhkan diri dari manusia, meninggalkan kemungkaran dari para pelakunya. Ia melihat keharaman merajalela, hukum-hukum Allah tidak diamalkan dan jihad telah ditinggalkan. Pada kondisi ini ia tidak mengambil sikap untuk menghadapinya, bahkan ia menjauh dan meninggalkan aktivitas amar makruf nahi mungkar. Sabar bukan bermakna menolak penindasan atas dirinya saja. Ia menghindar dari hal-hal yang mengakibatkan akan ditangkap oleh musuh-musuh Allah, sehingga ia tidak berani mengatakan kebenaran, tidak berani beramal untuk menggapai rida Allah. Bahkan ia tetap diam, mengurung diri di tempat ibadah.
Sabar yang sebenarnya adalah ketika ia mengatakan yang hak dan melaksanakannya. Siap menanggung risiko penderitaan di jalan Allah karena mengatakan dan mengamalkan kebenaran, tanpa berpaling, bersikap lemah atau lunak sedikit pun.
Kesabaran yang sebenarnya adalah kesabaran yang akan semakin memperkuat cita-cita dan akan mendekatkan ke jalan menuju surga. Yaitu seperti kesabaran Bilal bin Rabah, Khabab dan keluarga Yasir. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Sabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya yang dijanjikan bagi kalian adalah surga."(Al-Hadis)
Kesabaran yang sebenarnya adalah kesabaran pada saat melaksanakan amar makruf nahi munkar dan tidak lemah meskipun dihadapkan kepada berbagai penindasan di jalan Allah.
Masyaa Allah semoga Allah menjadikan kita termasuk ke dalam orang-orang yang sabar dalam ketaatan kepada-Nya dan sabar dalam amar makruf nahi mungkar. Wallahualam.