Alt Title

Sekularisme Pendidikan, Mampukah Melahirkan Generasi Berkualitas?

Sekularisme Pendidikan, Mampukah Melahirkan Generasi Berkualitas?

 


Prioritas utama dalam membentuk individu yang berkualitas adalah menanamkan keimanan

Sehingga mereka menyadari bahwa manusia adalah hamba Allah Swt. yang harus menyembah dan taat pada-Nya

_________________________


Penulis Ummu Saibah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sebuah konser musikal berjudul 'Memeluk Mimpi-Mimpi' digelar di Jakarta dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei 2024. Pertunjukan yang mengkolaborasikan anak sekolah dan seniman Indonesia tersebut merespon konsep-konsep tentang cinta, pilihan bebas, dan perayaan-perayaan dalam kehidupan. Hal ini mendapat sambutan dan dukungan dari Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, Nadiem Makarim. Karena pertunjukan tersebut dinilai sebagai salah satu implementasi program merdeka belajar. (liputan6.com 26/4/2024).


Sementara di sisi lain, peringatan hari pendidikan nasional juga diramaikan oleh reaksi masyarakat terutama guru dan juga pemerhati pendidikan, terhadap kurikulum pendidikan yang diterapkan di negeri ini. Seperti yang disampaikan Organisasi Nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) yang menilai bahwa kurikulum merdeka tidak layak menjadi kurikulum nasional (Kurnas). Mereka meminta agar kurikulum merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh. (detikEdu.com 26/2/2024)


Peringatan hari pendidikan nasional seharusnya menjadi momen bagi masyarakat dan praktisi akademisi dalam instansi pendidikan dan juga negara, untuk mengevaluasi perkembangan sistem pendidikan. Karena faktanya pendidikan di negeri ini masih berkutat pada pencarian metode dalam pembelajaran, hal ini terbukti dengan sering bergantinya kurikulum pendidikan. Padahal kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yang menurut Undang-undang Nomor 2 tahun 1985 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga untuk mengembangkan manusia seutuhnya. Yang dimaksud mengembangkan manusia seutuhnya adalah melahirkan individu yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan sosial, kecerdasan intelektual dan kecerdasan kinestetik.

Tetapi apakah tujuan tersebut bisa terwujud melalui penerapan pendidikan sekuler seperti saat ini?


Sekularisme Pendidikan Pangkal Kerusakan Generasi

Walaupun negeri ini memiliki penduduk dengan mayoritas muslim, tetapi sistem yang diambil dan diterapkan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat maupun bernegara bersumber dari ideologi kapitalisme. Sehingga wajar bila pendidikan diterapkan atas dasar sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Implementasinya, kurikulum yang dirancang tidak mengandung konsep-konsep pengaturan agama terhadap kehidupan. Seperti kurikulum merdeka yang hanya memberikan kesempatan peserta didik untuk mempelajari agama selama dua jam saja dalam seminggu. Lalu bagaimana pendidikan akan melahirkan manusia yang memiliki kecerdasan spiritual bila pelajaran keagamaan sangat minim. Sedangkan untuk pelajaran lain memberikan waktu yang lebih lama bahkan bisa sampai 6 jam dalam seminggu. Seharusnya hal ini menyadarkan kita bahwa sistem pendidikan sekuler hanya mengarahkan peserta didik pada kompetensi atas sesuatu yang bersifat materi namun melupakan aspek pembinaan agama dan mental, sehingga tujuan dari pendidikan seperti yang tercantum di dalam undang-undang tidak akan tercapai.


Fakta menunjukkan banyak sekali kerusakan yang terjadi dalam dunia pendidikan dewasa ini. Bahkan pada seluruh aspek, baik guru maupun siswa tidak lepas dari perbuatan kemaksiatan. Seperti campur baur antara laki-laki dan perempuan dalam satu kelas bahkan zina. Banyak terjadi kasus kejahatan di lingkungan pendidikan seperti pelecehan seksual, bullying, tawuran, peredaran narkoba bahkan pembunuhan. Dan masih banyak lagi pelanggaran hukum yang terjadi dalam ruang lingkup pendidikan umum, kemiliteran maupun pesantren. Hal ini tentu saja disebabkan oleh individu-individu yang tidak bertakwa kepada Allah Swt.. Mereka tidak memahami hakekat tujuan hidup dan tidak memiliki standar dalam berperilaku. Sehingga membentuk akhlak dan perilaku yang buruk, cenderung tidak bisa mengendalikan emosi dan berperilaku keji.


Islam Mewujudkan Tercapainya Tujuan Pendidikan

Dalam pandangan Islam tujuan pendidikan adalah untuk membentuk individu yang berkualitas dalam keimanan dan ketakwaan, terampil, berjiwa pemimpin serta mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan, tanpa keluar dari koridor Islam. Maka untuk mewujudkan hal itu kurikulum pendidikan disusun berdasarkan akidah Islam. Karena prioritas utama dalam membentuk individu yang berkualitas adalah menanamkan keimanan. Sehingga mereka menyadari bahwa manusia adalah hamba Allah Swt. yang harus menyembah dan taat pada-Nya. Juga memahami hakekat tujuan hidup yaitu beribadah kepada Allah Swt. dan menjadikan halal haram sebagai standar dan pengontrol perilaku. Keimanan dan ketakwaan ini akan membentuk kepribadian Islam yang berakhlak mulia.


Kurikulum berdasarkan akidah Islam juga akan memberikan pembelajaran tentang tsaqofah Islam secara keseluruhan baik pembelajaran tentang sejarah, bahasa, hukum, filsafat dan segala pengetahuan non eksperimental. Dan tentu saja menolak tsaqofah asing yang bertentangan dengan akidah Islam. Hal ini dilakukan untuk menjaga umat agar tetap waspada terhadap serangan-serangan musuh Islam yang masif melalui masuknya tsaqofah asing.


Tidak hanya sampai disitu, kurikulum pendidikan Islam juga akan memberikan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan lain semisal sains dan teknologi, matematika, pertanian, bisnis dan lain-lain. Negara juga mendukung dengan menyediakan fasilitas ataupun membiayai para peserta didik untuk mengembangkan diri, seperti mengadakan eksperimen, mendirikan laboratorium dan lain-lain. Sehingga bermunculan penemuan-penemuan baru dan mendorong kemajuan teknologi dari segala bidang. Karena umat Islam harus memimpin dan menguasai dunia serta teknologi.


Penerapan aturan Islam dalam ruang lingkup pendidikan juga akan diperhatikan. Misalnya terpisahnya laki-laki dan perempuan sehingga tidak terjadi ikhtilat, menutup aurat secara sempurna dalam keseharian dan lainnya. Hal ini akan mencegah terjadinya tindak kejahatan.


Dengan demikian tujuan pendidikan akan tercapai, dan melahirkan individu yang berkualitas dalam keimanan dan ketakwaannya. Sehingga mampu mengembalikan kecemerlangan peradaban Islam. Wallahualam bissawab. [GSM]