Alt Title

Wajah Asli Sistem Ekonomi Kapitalisme

Wajah Asli Sistem Ekonomi Kapitalisme

 



Dalam sistem Islam, sisi mata uangnya adalah emas dan perak 

yang akan menggantikan fungsi fiat money atau uang kertas

__________________________________


Penulis Yayan Ummu Nizam

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Lebaran tahun 2024 diproyeksikan terdapat sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari total penduduk Indonesia yang akan melakukan perjalanan mudik.


Bila menilik hasil survei pada 2023, potensi pergerakan masyarakat pada momentum Lebaran mencapai 123,8 juta orang. Sementara tahun ini mengalami kenaikan yang signifikan.


Dengan proyeksi pergerakan yang besar pada Lebaran tahun ini, maka perputaran ekonomi di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) diprediksi akan meningkat hingga mencapai Rp276,1 triliun. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Deputi Bidang Kajian Strategis, Dessy Ruhati. (1/4/2024). Dilansir dari kemenparekraf.go.id.


Penguasa dunia ekonomi saat ini sesungguhnya adalah otoritas. Keuangan (bank sentral) dan otoritas pasar modal yang dikuasai dan dikendalikan oleh Yahudi. Dengan kemampuan keuangannya, mereka bisa membeli siapa saja dan bisa memilih siapa saja pemimpin negeri ini, yang bersedia menjadi pelayan mereka. 


Kekuatan ekonomi para bankers yang dimotori bank sentral berhasil memaksakan penggunaan sistem kapitalisme, yang memungkinkan mereka mendapatkan aset riil hanya dengan menukar secarik kertas yang sesungguhnya tidak bernilai. 


Dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme Pertama, tubuhnya adalah pasar bebas. Dikarenakan hasil produk mereka melimpah, sementara hasil produk pasar domestik sangat terbatas, berbanding lurus dengan jumlah penduduknya.


Sebagian besar produk negara maju merupakan keinginan dan sebagian kecilnya merupakan kebutuhan. Karenanya banyak produk yang dijual dengan kemasan gaya hidup yang mengedepankan kemewahan dan mengabaikan keberkahan. 


Kedua, aliran darahnya adalah aliran fiat money atau uang kertas yang tidak dijamin emas. Padahal faktanya uang kertas ini merupakan alat untuk merampok sumber daya negara berkembang secara legal.


Kekuatan ekonomi para bankers yang dimotori bank sentral berhasil memaksakan para pengguna sistem ini yang memungkinkan mereka mendapatkan aset riil hanya dengan menukar secarik kertas yang sesungguhnya tidak bernilai.


Ketiga, jantungnya adalah bank dan pasar modal. Sistem ekonomi kapitalisme sekuler menguasai melalui penciptaan bank dan pasar modal yang beroperasi sebagai penyedot uang masyarakat untuk kemudian disalurkan kepada kelompok bisnisnya. Konsekuensinya bisnis mereka yang ditopang oleh perbankan dan pasar modal yang full dengan sistem ribawi ini, akan tumbuh cepat dan berlipat. 


Keempat, pemacu jantungnya adalah tingkat bunga. Dengan tingkat bunga, otoritas keuangan leluasa untuk menarik atau menggelontorkan uang ke pasar. Hal ini berpengaruh pada nilai tukar.


Karenanya, sistem keuangan kapitalisme sekuler dan sistem demokrasi tidak mungkin terpisah. Sampai kapan kita terus dijajah seperti ini? Sistem rusak dan merusak ini harus segera distop, dan diganti dengan sistem Islam. 


Dalam sistem Islam, sisi mata uangnya adalah emas dan perak yang akan menggantikan fungsi fiat money atau uang kertas. Emas dan perak akan membuktikan kekokohannya dibandingkan dengan uang kertas dari berbagai permasalahan ekonomi dan akan mengulangi sejarah keemasannya sebagai mata uang anti inflasi. 


Dalam bermuamalah dan berekonomi, sistem ekonomi Islam akan melarang akad-akad praktik ribawi serta aktivitas ekonomi yang bersifat spekulatif (gharar) dan bermotif judi dengan menggantikannya dengan open markets (pasar terbuka) yang akan bertransaksi secara riil. 


Karena Islam memandang aktivitas bisnis (ekonomi) bukan hanya salah satu pilar penting terdistribusinya barang dan jasa saja, namun lebih esensi lagi karena bisnis adalah bagian dari aktivitas amal perbuatan yang harus selalu terikat dengan hukum syara di dalamnya.


Oleh karena itu dengan syariat, maka tubuhnya akan kembali sehat dan bugar karena hanya bertumpu pada pasar riil. Aliran darahnya akan kembali normal menjadi dinar emas dan dirham perak.


Jantungnya akan kembali sehat dan kuat karena menggunakan sistem ekonomi syariat yang bertumpu pada pengelolaan kepemilikan yang jelas dan tegas, baik itu kepemilikan individu, kepemilikan umat, dan kepemilikan negara.


Tidaklah Allah Swt. menurunkan nushrah-Nya kepada suatu umat untuk menegakkan kekuasaan Islam, mereka yang berkeyakinan dengan akidah Islam dan beramal dengan syariat Islam. 


Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:


"Allah Swt. telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi." (TQS. An-Nur ayat 55).


Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala segera menurunkan pertolonganNya. Wallahualam bissawab. [SJ]