Alt Title

Penanganan DBD Ala Islam

Penanganan DBD Ala Islam

 


Dalam sistem Kapitalis negara berbisnis dengan rakyat

Yaitu menjadikan fasilitas umum dan layanan kesehatan harus berbayar dengan harga yang cukup mahal

______________________________


Penulis Ermawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Meningkatnya kasus DBD telah memakan banyak korban. Dapatkah negara memberikan solusi atau jalan keluar atas kasus DBD yang kian meningkat? Sudah banyak ribuan nyawa melayang.


Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta meningkat pesat dalam satu bulan terakhir. Ada 1.729 kasus DBD di Jakarta hingga 18 Maret 2024. 


"Total DBD DKI per 18 Maret 2024, ada 1.729 kasus," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi. (politan.kompas.com, 22/03/2024)


Penyakit DBD memang bukanlah penyakit yang baru kita dengar, namun apabila didiamkan penyakit ini akan makin meningkat  populasinya. Karena virus penyakit DBD dari gigitan nyamuk aides aegypti telah memakan banyak korban seperti yang telah terjadi di beberapa wilayah. 


Sehingga kita harus waspada dan butuh solusi yang mendasar sampai akarnya dan secepatnya, jika melihat kondisi penyebarannya yang cukup signifikan. Kalau tidak, akan banyak lagi korban yang berjatuhan.


DBD sendiri adalah penyakit berbahaya dan sangat mematikan, belum ada obatnya dan kebanyakan yang menjadi korbannya adalah anak-anak. Faktor yang menyebabkan penyakit DBD adalah musim penghujan.


Sehingga banyaknya genangan air hujan di dalam kaleng-kaleng kosong dan alat-alat bekas serta talang-talang air yang kotor dan tidak mengalir didiamkan oleh warga. Akibatnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aides aegypti. 


Kesadaran yang kurang serta sikap cueknya masyarakat terhadap penyakit DBD yang sangat berbahaya dan mematikan harus diwaspadai bila terkena dari gigitan nyamuk aides aegypti. Karena tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Apalagi pada saat musim penghujan seperti saat ini. 


Padahal banyak tempat yang tergenang air hujan karena rasa kepedulian yang kurang membuat mereka cuek dengan lingkungan sekitar. Jadi perlu adanya kerja sama agar masyarakat terhindar dan tidak terjangkit penyakit DBD serta agar penyebarannya tidak semakin meningkat.


Pencegahan yang dilakukan negara masih sama seperti itu saja. Mulai dari penyemprotan wabah DBD yang melibatkan seluruh masyarakat, dan juga dengan cara menguras, menutup, mendaur ulang dan vaksinasi.


Tetapi cara itu seperti kurang efektif dan hasilnya tetap sama, justru perkembangan penyakit DBD makin meningkat. Wabah DBD adalah penyakit yang sudah lama dan terulang kembali sehingga dibutuhkan solusi yang cepat dan tepat dalam menyelesaikan wabah DBD secara menyeluruh hingga ke dasar akarnya.


Bila sistem yang diterapkan tidak bersumber dari Al-Qur'an, bagaimana bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah. Sesungguhnya penyakit DBD ini tidak akan meningkat jika keadaan ekonomi rakyat berkecukupan. Rakyat bisa hidup layak, makanan sehat, kesehatan terjamin. 


Sedangkan saat ini rakyat saja hidup di bawah standar kelayakan. Apalagi masih ada di sebagian tempat yang kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih. Jadi bagaimana rakyat mau hidup sehat bila semua itu tidak didapat oleh rakyat. Sehingga menjadi salah satu faktor terjangkit virus, karena daya tahan tubuh yang kurang baik.


Ini karena sistem kapitalis yang diterapkan, sehingga negara berbisnis dengan rakyat. Yaitu menjadikan fasilitas umum dan layanan kesehatan harus berbayar dengan harga yang cukup mahal. Sehingga rakyatnya yang membutuhkan pengobatan merasa enggan untuk berobat, karena tidak mampu untuk membayarnya. 


Belum lagi vaksinasi yang dibutuhkan oleh rakyat untuk wabah DBD pun harus bayar. Kalaupun ada yang gratis, membutuhkan proses yang cukup lama hingga sampai obatnya. Inilah sistem kapitalisme, semua diperjualbelikan hanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan nasib rakyat jelata.


Berbeda sekali dengan sistem Islam, negara sebagai raa'in akan melayani semua kebutuhan rakyatnya. Serta memberikan berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh rakyat termasuk kesehatan, pendidikan dan keamanan. Rakyat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya sampai sembuh tanpa proses yang lama dan mempersulit rakyat.


Serta negara akan menggratiskan, kalaupun bayar dengan harga yang terjangkau. Betapa indahnya bila hidup di bawah sistem Islam. Pentingnya memiliki pemimpin yang memahami Islam secara kafah, ia akan menjalankannya di seluruh aspek kehidupan.


Semua ini dapat terwujud bila kita kembali kepada hukum Allah. Sehingga semua kesempitan dan permasalahan hidup dapat terurai dengan menerapkan sistem Islam di semua aspek kehidupan.


Sehingga semua pelayanan dan kesehatan gratis bisa dirasakan dan dinikmati oleh rakyat. Jadi marilah kita bersatu dengan bersama-sama untuk memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam. Wallahualam bissawab. [SJ]