Pendidikan Kapitalisme Lahirkan Generasi Bengis
Opini
Jika dibandingkan dengan generasi muda saat ini, sangat sulit ditemukan para generasi yang memiliki kecerdasan yang hebat seperti Muhammad Al Fatih yang mampu menaklukkan sebuah negara di usia mudanya
_______________________________
Penulis Rismawati Aisyacheng
Kontributor Tetap Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pendidikan adalah sebuah sistem yang mengatur nasib masa depan anak bangsa. Jika sistem pendidikannya benar maka benar dan baik pula nasib generasi di masa depan. Namun, jika pendidikannya buruk atau rusak, maka buruk atau rusak pulalah nasib anak-anak bangsa di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, sistem pendidikan haruslah menjadi sesuatu yang urgen untuk diperhatikan, apakah sudah baik atau masih butuh perbaikan? Karena, jika tidak ada perhatian khusus dengan tatanan sistem pendidikan, maka wajarlah jika sistem pendidikan akan melahirkan benih-benih generasi bengis.
Sebagaimana yang terjadi baru-baru ini di sebuah daerah yang bertempat di Kecamatan Babulu, Desa Babulu Laut bahwa Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, mengungkapkan sebuah kasus pembunuhan terhadap tetangganya sendiri, yang dilakukan seorang remaja yang masih duduk di bangku sekolah SMK.
Pelaku berinisial J umur 16 tahun, adapun pembunuhan yang dilakukan J sangat sadis, sebab ia membunuh 5 orang dalam satu rumah sekaligus dengan motif sakit hati karena cintanya ditolak oleh gadis berinisial RJS (14 tahun) anak dari tetangganya tersebut.
Sehingga dalam kondisi mabuk, pelaku mendatangi rumah RJS di malam hari dan menebas ayah korban berinisial W (34 tahun) ketika ia baru saja tiba di rumahnya, kemudian membunuh ibu RJS berinisial SW (33 tahun) serta membunuh RJS dan kedua adiknya yang berinisial VDS (10 tahun) dan ZAA (2,5 tahun). Namun tragisnya, setelah membunuh RJS, pelaku juga memperkosanya dan ibunya yang berinisial W (34 tahun) itu. (Republika.co.id, 08/02/2024)
Fakta di atas menggambarkan kepada kita bahwa kondisi sistem pendidikan saat ini mungkin ada yang salah dan butuh perbaikan, karena telah menampakkan bahwa dalam sistem ini telah lahir benih-benih generasi yang rusak dan tidak berperikemanusiaan.
Sungguh miris dan teriris rasanya hati ini menyaksikan fakta yang tragis tersebut, jelaslah sudah bahwa generasi muda kini sedang tidak baik-baik saja. Sebab telah tampak di antara mereka bibit-bibit kehancuran untuk masa depan mereka.
Selain itu, yang perlu kita pahami bahwa dampak dari minuman keras memanglah sangat berbahaya karena dapat menghilangkan kesadaran penggunanya sehingga mereka takkan segan untuk berbuat apa pun yang telah terbisik dalam hatinya. Itulah mengapa dalam Islam minuman keras sangat dilarang oleh Allah Swt..
Sebagaimana dalam Firman-Nya pada Surah Al-Ma’idah ayat 90:
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. Al-Ma’idah (5): Ayat 90)
Allah telah menjelaskan bahwa minum minuman keras adalah perbuatan yang keji sehingga jelas bahwa dengan meminumnya akan membuat pelakunya bisa melahirkan jiwa yang keji pula. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa pembunuhan yang di lakukan si pelaku terhadap RJS adalah sebuah perilaku keji hasil dari penggunaan minuman keras yang diharamkan itu.
Sungguh maha benar Allah atas segala Firman-Nya, hanya saja manusia banyak yang mengabaikan firman-firman Allah tersebut. Alhasil terlahirlah jiwa-jiwa pemberontak terhadap jati dirinya sebagai muslim yang harusnya taat pada Rabb yang menciptakannya.
Beginilah kiranya jika kita menggunakan sistem kapitalisme yang menganggap agama tidak boleh dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, kecuali hanya dalam masjid saja agama boleh dibawa-bawa.
Maka dari itu, lahirlah sistem pendidikan yang bobrok yang kemudian itu melahirkan pula generasi-generasi pecundang, bengis, sadis, dan lain sebagainya. Sistem kapitalisme benarlah sangat jauh perbandingan terbalik dengan sistem Islam.
Sistem Islam adalah sebuah sistem yang mengagungkan Allah sehingga penegakkan hukumnya pun semua menggunakan hukum syariat (hukum ciptaan Allah). Oleh karena itu, lahirlah sistem pendidikan yang sahih (benar) yang kemudian melahirkan pula generasi-generasi cemerlang, cerdas, terpuji dan berakhlak mulia.
Sebagaimana yang telah tercatat oleh tinta sejarah tentang kehebatan sistem Islam dalam mendidik generasi muda di masa tegaknya Daulah Islam beberapa abad yang lalu.
Salah satu contoh sejarah yang mencatat kecerdasan yang gemilang dari hasil sistem pendidikan Islam adalah tampak pada diri Sang penakluk Konstantinopel yang masih berumur 21 tahun itu, ia bernama Muhammad Al Fatih atau dikenal sebagai Mehmed II, pangeran dari Sultan Murad II dan Huma Valide Hatun.
Sebelum menaklukkan Konstantinopel, Muhammad Al Fatih pernah diangkat sebagai Gubernur oleh ayahnya dan memerintah Amasya di usianya yang masih sangat muda yaitu pada usia 11 tahun.
Jika dibandingkan dengan generasi muda saat ini, sangat sulit ditemukan para generasi yang memiliki kecerdasan yang hebat seperti Muhammad Al Fatih yang mampu menaklukkan sebuah negara di usia mudanya.
Sedangkan generasi masa kini terbawa arus pendidikan kapitalisme yang tidak begitu mementingkan kecerdasan pada anak-anak generasi. Sebab para pemangku jabatan dalam sistem kapitalisme hanya mengutamakan materi semata yang akhirnya melahirkan generasi sadis dan tidak berperikemanusiaan.
Oleh karena itu, jika menginginkan generasi menjadi baik, maka umat harus sadar akan rusaknya sistem kapitalisme saat ini, dan harus ikut serta dalam perjuangan untuk mengembalikan sistem Islam kembali.
Karena hanya sistem Islamlah yang mampu memberikan kecerdasan dan menanamkan akhlak mulia dan terpuji kepada generasi muda masa kini. Wallahualam bissawab. [SJ]