Alt Title

Sistem Kapitalisme: Ngeri! Pemuda Jadi Budak Korporasi

Sistem Kapitalisme: Ngeri! Pemuda Jadi Budak Korporasi

Jika dalam sistem kapitalisme tujuan pendidikan untuk mencetak generasi didiknya sebagai budak industri, lain halnya dengan Islam

Dalam Islam, tujuan pendidikan adalah membentuk karakter dan kepribadian islami, yaitu individu mempunyai pola pikir dan pola sikap islami

_______________________________________


Penulis Agnes Aljannah 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Beberapa waktu lalu, Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar konferensi ke-4 tentang peningkatan produksi ternak tropis untuk ketahanan pangan.


Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap dua tahun sekali. Konferensi ini bertujuan untuk mengumpulkan peneliti, industri, dan dosen untuk mempresentasikan hasil riset dan inovasi terbaru.


Selain itu, konferensi ini juga menjadi ajang silaturahmi dan kolaborasi antar-stakeholder dalam membangun peternakan di Sulawesi Tenggara. Konferensi ini dihadiri oleh pembicara dari 5 negara, termasuk Polandia, Korea Selatan, Malaysia, Amerika Serikat, dan Indonesia. Tujuan utamanya adalah membangun jaringan kerja dan meningkatkan produksi ternak di Sulawesi Tenggara. Senin, 4/12/2023 (Nawalamedia[dot]id)


Sebelumnya, pada bulan November 2015, dengan tema yang sama, telah diadakan konferensi perdananya dengan tujuan yang mungkin berbeda. Selama 8 tahun sebelumnya, bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkini kepada akademisi, mahasiswa peternakan dan juga pemerintah daerah mengenai pengembangan peternakan, khususnya wilayah Sultra, mempunyai potensi untuk pengembangan berbagai jenis ternak.


Tahun ini tujuannya makin mengarah ke kerja sama internasional seperti yang dicanangkan langsung oleh dekan Fakultas Peternakan, Ali Bain. Di mana tujuannya adalah untuk menghubungkan jaringan antar-aktor dalam rangka mengembangkan peternakan di Sulawesi Tenggara. Menurutnya, kolaborasi antar perguruan tinggi luar negeri akan membantu program akreditasi fakultas menuju go internasional.


Sesuai dengan program pemerintah untuk mewujudkan Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka, salah satu programnya adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka, kegiatan konferensi ini selain dilatarbelakangi visi misi MBKM sendiri, juga mengupayakan pengakuan lembaga pendidikan oleh badan yang berwenang setelah dilakukan evaluasi. Bahwa suatu lembaga memenuhi kriteria tertentu bukanlah suatu hal yang mudah.


Fakultas yang terakreditasi internasional harus memenuhi standar seperti membuka ruang kerja sama dengan universitas luar negeri seperti Polandia, Korea Selatan, Malaysia, Amerika Serikat. Kegiatan kolaboratif ini sekilas tampak begitu menjanjikan kehidupan kampus yang cemerlang. Namun bagi siapa pun yang melihat fakta ini dengan kacamata ideologis maka sudah tentu penilaiannya berbeda.


Kapitalisme Biangnya


Perlu kita pahami bahwa Program MBKM yang fokus pada hard skill dan soft skill dengan indikator pertukaran mahasiswa atau menghimpun para intelektual untuk menghasilkan penelitian dan inovasi terkini, pada kenyataannya adalah jalan menuju pembajakan potensi dan berlangsungnya intervensi dunia korporat dalam mengendalikan kampus.


Sebenarnya, sekularisasi adalah tujuan pendidikan MBKM yang tertuang secara khusus pada episode-5 Guru Penggerak, yakni episode tentang capaian MBKM. Faktanya, tujuan sekularisasi diperkuat ketika hal tersebut menjadi inti dari kompetensi global.


Saat ini, potensi pemuda berorientasi pada kepentingan industri. Generasi muda diajak menjadi pekerja, bukannya dirancang untuk menjadi pemimpin yang berpikir kritis, melainkan menjadi generasi materialis yang hanya mementingkan materi.


Inilah dampak dari penerapan pendidikan berbasis kapitalisme. Banyak generasi muda, khususnya mahasiswa menjadi budak korporat. Adanya program MBKM makin memperkuat hal tersebut. Di sisi lain, negara seolah lepas tangan sebagai penanggung jawab pendidikan. Peran negara hanya sebegai regulator dan fasilitator yang bergantung dan menuruti korporasi.


Dalam sistem demokrasi kapitalis, hal tersebut dilegalkan. Negara bahkan menjamin pendidikan sebagai komoditas bisnis yang pro terhadap pasar industri. Sehingga tidak mengherankan apabila sistem ini melahirkan pemuda individualis yang hanya mementingkan dunia dan manfaat pribadi. Jelas dari sini tampak bahwasanya negara gagal melindungi generasi dan hanya berpihak kepada korporasi.


Pendidikan dalam Islam


Jika dalam sistem kapitalisme tujuan pendidikan untuk mencetak generasi didiknya sebagai budak industri, lain halnya dengan Islam. Dalam Islam, tujuan pendidikan adalah membentuk karakter dan kepribadian Islami, yaitu individu mempunyai pola pikir dan pola sikap islami.


Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan dan kemaslahatan banyak orang bukan untuk korporasi. Mentalitas Islam menuntun seseorang untuk berpikir, berpendapat dan memutuskan sesuatu, dengan selalu bersandar pada akidah Islam.


Telah terbukti dalam sejarah bahwa sistem Islam telah terbukti mampu mencetak dan menghasilkan generasi berkepribadian Islam yang berakhlak mulia dan berkualitas. Sebab kurikulum pendidikannya berlandaskan pada akidah Islam, bukan yang lain. Hal ini hanya akan terlaksana apabila Islam diterapkan secara kafah dalam bingkai Daulah Khilafah. Wallahualam bissawab. [SJ]