Alt Title

Pentingnya Pendidikan Politik untuk Pelajar, Politik yang Seperti Apa?

Pentingnya Pendidikan Politik untuk Pelajar, Politik yang Seperti Apa?

Pentingnya membina umat tentang politik dengan paradigma Islam, khususnya kalangan pemuda untuk disiapkan menjadi agen perubahan

Perubahan yang bukan hanya orangnya tapi sistemnya. Mengganti sistem demokrasi sekuler dengan sistem Islam

________________________________________


Penulis Elin Nurlina

Kontributor Media Kuntum Cahaya 

  


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Berbicara tentang politik, kebanyakan masyarakat terkadang merasa bukan ranah dan tidak perlu mereka ketahui. Bisa dibilang cenderung apatis terhadap perkembangan politik. Pada akhirnya, buta politik menjadi salah satu kelemahan yang dimiliki masyarakat Indonesia. Akibat ketidaktahuan tersebut, akan berpengaruh pada tingkat pemahaman tentang politik yang sebenarnya. Maka, perlu adanya pendidikan politik yang akan memahamkan masyarakat, terutama untuk kalangan para pelajar yang merupakan penentu peradaban. Namun, pendidikan politik seperti apa yang harus diajarkan?


Menjelang pemilu 2024 jumlah pemilih yang paling banyak dari kalangan muda. Tentu, ini adalah salah satu potensi yang menjadi incaran para politisi untuk menjadikan pemuda sebagai pendukungnya. Apalagi setelah keputusan MK Nomor 65/PUU-XXK/2023 yang memperbolehkan peserta pemilu berkampanye di lembaga pendidikan (sekolah atau kampus), dengan syarat harus ada izin dari instansi yang berkaitan serta tidak menggunakan atribut kampanye. Dengan adanya keputusan ini, gerakan cerdas memilih akhirnya semakin gencar dilaksanakan di berbagai lembaga pendidikan. Bahkan, ada yang dilakukan di hotel dengan mengundang kalangan pelajar, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Badan Kesbangpol) pada tanggal 14 november 2023 di hotel grand sunshine resort and convention soreang. Hal ini dilakukan dengan dalih menyiapkan generasi muda agar melek politik untuk mensukseskan pesta demokrasi (inilahkoran,17/11/2023).


Dalam paradigma sistem Demokrasi, pendidikan politik hanya diarahkan untuk menggiring pemuda berpartisipasi dalam politik praktis. Adanya pemuda diambil potensi suaranya saja. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau suara pemilih dalam sistem demokrasi hanya permainan saja untuk kepentingan para elite politik bukan untuk kepentingan rakyat. Ujung-ujungnya pemuda hanya akan menjadi korban dari perhelatan politik yang hanya mendulang suara mereka tanpa penjelasan aktivitas politik yang benar itu seperti apa. Tentu ini akan mengaburkan aktivitas utama dalam memahami peran sebenarnya mereka sebagai agent of change ke arah yang lebih baik lagi.


Namun yang mengherankan, ketika ditengah-tengah masyarakat ada upaya untuk mencerdaskan pemuda dengan pendidikan politik dalam paradigma islam justru dilarang. Alasannya, pelajar jangan diberi pemahaman politik apalagi membawa embel-embel agama (Islam). Bagi penganut politik demokrasi ini sebuah bahaya yang mengancam. Kenapa, karena ada kekhawatiran akan eksistensi politik demokrasi itu sendiri. Maka dari itu, pemuda digiring untuk senantiasa berada pada pemahaman politik dalam paradigma demokrasi. 


Padahal dalam paradigma Islam, pemuda memang didorong untuk berpolitik tentunya standar politik Islam yang benar. Politik dalam Islam berarti mengurusi dan memperhatikan urusan rakyat sesuai ajaran Islam. Sebagaimana kewajiban lain, setiap muslim wajib berpolitik dan wajib pula mengajarkan politik yang benar. Adapun pencerdasan politik pemuda ini bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman yang benar, seperti pemuda diberikan pemahaman wajibnya berislam kaffah. Dalam arti, diberi pemahaman bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi segala urusan kehidupan baik dunia maupun akhirat. memahamkan kepada pemuda bahwa Islam mengatur berbagai urusan mulai dari ibadah mahdhah hingga masalah politik. Dengan dijelaskan seperti itu pemuda akan terlibat dalam aktivitas politik.


Pemuda harus didorong agar senantiasa berada dalam ketakwaan, taat pada perintah dan menjauhi larangan Allah Subhanahu Wa ta’ala. Pemuda yang bertakwa akan saling beramar maruf nahi mungkar serta senantiasa menasehati dalam kebaikan dan kesabaran seperti yang dijelaskan di surat Al Ashr. Ketika pemuda menyaksikan fenomena kepentingan politik yang dimanfaatkan segelintir orang, dia akan meninggalkannya dan beramar makruf nahi mungkar. 


Di sinilah pentingnya membina umat tentang politik dengan paradigma Islam, khususnya kalangan pemuda untuk disiapkan menjadi agen perubahan. Perubahan yang bukan hanya orangnya tapi sistemnya. Mengganti sistem demokrasi sekuler dengan sistem Islam. Serta pentingnya menumbuhkan kepedulian pemuda akan permasalahan umat dengan Islam sebagai solusi atas setiap permasalahan. Apabila sudah tumbuh kesadaran politik maka dia akan memahami bahwa politik bukan hanya berbicara dalam memilih pemimpin sebagaimana halnya dalam sistem demokrasi tetapi memahami betapa pentingnya sistem dan peraturan yang berasal dari Al-Khaliq. InsyaAllah keberkahan akan Allah turunkan baik itu dari langit maupun dari bumi untuk seluruh alam semesta dan segala isinya. Wallahualam bissawab. [Dara]