Alt Title

Ikut Tren Fashion, Haruskah?

Ikut Tren Fashion, Haruskah?

Ketika mau pakai fashion apa, harus melihat dulu apa kata Allah. Harus bertahan memakai pakaian syar'i, meski dikata kurang trendi

Apa pun kata orang, enggak perlu kita galauin. Soalnya perintah Allah-lah yang layak buat jadi prioritas

________________________________


Penulis Siska Juliana

Tim Media Kuntum Cahaya 



KUNTUMCAHAYA.com, TEENAGER - Bestie, saat ini gempuran perfilman dan tren fashion mengepung anak-anak remaja. Pernah enggak kalian lihat influencer muslimah yang memakai OOTD ala Korean style? Misal pakai midi dress. Atau banyak juga mbak-mbak berkerudung dan menutup aurat, tapi pakai tank top di luar bajunya. Lho, kok bisa sih? 


Enggak bisa dimungkiri, tren fashion kayak gini dipengaruhi banget sama sistem yang ada saat ini, yaitu sekularisme kapitalisme. Sistem ini punya ciri khas, misahin agama dari kehidupan. Jadi, manusia diberi kebebasan berekspresi. Artinya, bebas menentukan way of life versinya masing-masing. Bisa memilih apa pun yang ia suka, termasuk dalam urusan fashion. Mau pakai baju ketat atau tipis, dikasih pernak-pernik yang bisa menarik perhatian, bahkan bisa juga nolak fashion yang sesuai dengan syariat, kalau enggak sesuai sama style kece menurutnya. 


Jadi bisa banget milih fashion yang menurutnya trendi, meski enggak sesuai dengan busana muslimah. Karena standar fashion-nya ditentukan oleh suka atau enggak suka, bukan sama aturan syariat. 


Bestie, tentu beda dengan Islam. Dalam Islam enggak ada kebebasan mutlak. Soalnya Allah Swt. terus-menerus ngingetin kita kalau hidup itu bakal ada pertanggungjawaban. Jadi, setiap pilihan hidup kita itu bakal ditanya di akhirat kelak. Termasuk fashion apa yang kita pilih. 


Dalam mindset seorang muslim, enggak ada yang namanya hidup sesuka hati. Yang ada, hidup itu untuk taat sama syariat. Soalnya ngeri banget kalau kita hidup sesuka hati, ada neraka yang siap menghanguskan tubuh kita. Nauzubillahi min zalik. 


Ketika mau pakai fashion apa, harus melihat dulu apa kata Allah. Harus bertahan memakai pakaian syar'i, meski dikata kurang trendi. Apa pun kata orang, enggak perlu kita galauin. Soalnya perintah Allah-lah yang layak buat jadi prioritas. 


Memang rasanya susah buat selalu berpakaian syar'i. Apalagi banyak tren yang bermunculan. Contohnya, banyak banget pilihan model baju mulai dari celana kulot, midi dress, tunik, tank top yang dipakai di luar dan masih banyak lagi. Rasanya pengen nyoba-nyoba kayak gitu. Apalagi kalau melihat pakaian dengan warna-warna pastel di online shop


Bestie, kalau kita perhatikan, pengaruh sistem kapitalisme itu benar-benar nyata. Enggak cuma dari sisi behavior yang serba bebas aja, tapi kapitalisme juga masuk ke dalam dunia bisnis termasuk fashion. Apa pun yang bisa menghasilkan cuan, pasti bakal di-share ke publik. Supaya bisa bikin masyarakat tergiur dan penjualannya laris manis. 


Ada juga soft selling lewat dunia perfilman. Enggak sedikit orang yang jadi hedon gara-gara ingin nyoba berbagai tren fashion. Padahal baju di lemari masih numpuk. Setiap hari masih bisa ganti baju. Kecuali kalau memang kita butuh banget beli pakaian. Misal, bajunya sudah penuh lubang atau sudah kekecilan. Boleh beli yang baru, tapi jangan sampai kita beli karena fomo (fear of missing out) saja. 


Terus, sebagai muslimah kita harus tahu pakaian muslimah yang sesuai sama perintah Allah. Islam mempunyai aturan fashion untuk dikenakan ke luar rumah. Rumusnya, kerudung plus jilbab minus tabarruj minus pakaian yang ketat dan menerawang. 


Pertama, kita harus memakai kerudung yang dijulurkan sampai menutup dada. Ingat ya, harus menutup dada. Bukan dililit-lilit ke leher, bestie. Bisa cek di Al-Qur'an surah An-Nur ayat 31.


....وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ.....


Artinya, "... dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ...." 


Kedua, memakai jilbab. Jilbab adalah baju seperti lorong yang menjulur dari atas sampai ke bawah. Sering kita sebut dengan gamis. Cek di Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 59. Jadi, pakaian-pakaian kayak tunik atau midi dress yang panjangnya di atas mata kaki belum termasuk gamis. 


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا


Artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Ketiga, enggak boleh tabarruj. Tabarruj adalah menampakkan perhiasannya yang sampai bikin orang lain tertarik melihatnya. Misal, memakai pakaian dalam di luar gamis. Bukankah ini sangat menarik perhatian? 


Keempat dan kelima, baju yang dipakai enggak boleh menerawang dan ketat. Jadi, jangan sampai pakaian yang dikenakan masih bisa memperlihatkan warna kulit kita. Terus juga enggak boleh pakaiannya nge-press body sampai lekuk tubuh kita itu terlihat. 


Ayo kita berusaha stay syar'i dengan menaati aturan Allah. Syar'i bukan berarti enggak trendi kok. Sekarang banyak banget model gamis yang enggak kalah cakep juga. Bisa juga di mix and match warnanya biar kelihatan bagus. Insya Allah buah dari ketaatan bakal kita petik kelak. 


Tapi sayangnya, sekarang tuh banyak banget orang yang enggak tahu bagaimana fashion muslimah yang sebenarnya, makanya mudah terbawa tren. Mereka ngikutin tren fashion Korea atau Citayam fashion week yang sempat viral saat itu. 


Bestie, kayak gini jadinya kalau kita enggak punya pegangan yang benar. Bakal mudah terombang-ambing kayak perahu di lautan. Coba tengok yang terjadi pada dunia pendidikan hari ini, yang harusnya mendidik generasi biar jadi benar dan lurus, tapi saat ini ajaran agama diajarkan dengan porsi secuil. Yang diajarkan hanya terkait ibadah seperti salat, puasa, dan pernikahan. 


Ketika ajaran Islam ada dalam kehidupan sehari-hari seperti pada kebiasaan dan fashion, hampir tidak ada petunjuk sebelumnya. Akhirnya, muncul individu-individu yang hidup bebas dan enggak paham syariat. Selain itu, Gen Z adalah generasi yang melek digital. Aktif banget di media sosial. Mudah banget terpengaruh sama hal-hal yang viral. Apalagi kalau aktris favoritnya pakai brand fashion tertentu, auto mau terus check out. Habis itu, dipamerin deh ke media sosial. Akhirnya, bikin yang lain ikutan fomo. 


Enggak habis sampai di situ. Mereka berpikir kalau hidup itu cuma untuk mengejar kesenangan aja. Sedangkan dalam Islam, suasananya bukan kejar-kejaran kesenangan pribadi, tapi kejar-kejaran amal baik. Keren kan! 


Tentu yang punya peran besar dalam memberikan suasana takwa seperti ini adalah negara. Dalam Islam, pendidikannya punya asas yang jelas yaitu akidah Islam. Jadi generasi bakal dipahamkan tujuan hidupnya, yaitu beribadah. Mereka enggak bakal tersibukkan oleh hal-hal yang remeh.


Setelah paham fashion seorang muslimah harusnya seperti apa, ia bakal taat enggak bakal mikirin lagi style yang bertentangan sama syariat. Kalau ada yang pakai fashion enggak sesuai sama syariat, pasti langsung diingetin. Suasana amar makruf nahi munkar bakal terbentuk.


Media dalam negara yang menerapkan Islam kafah enggak akan dibiarkan secara bebas. Akan dipakai buat edukasi dan dakwah. Enggak bakal ada orang yang pamer OOTD yang menyalahi syariat. Kalau kita ngebahas Islam, pasti enggak akan ada habisnya. Apapun masalahnya, selalu ada solusinya dalam Islam. Jadi bestie, jangan bosan buat selalu mengkaji ilmu Islam. Wallahualam bissawab. [By]