Alt Title

Pentingnya Peran Seorang Pemimpin Umat

Pentingnya Peran Seorang Pemimpin Umat

Dalam Islam seorang pemimpin harus memiliki iman dan amal saleh, dalam kepemimpinannya untuk mendapat keridaan Allah Swt.

Seorang penguasa tidak bisa terlepas dari amanah yang telah dipercayakan kepadanya. Tanggung jawab itu tidak hanya berlaku di hadapan manusia saja, tetapi juga di hadapan Allah di akhirat kelak

_______________________


Penulis Nurul Putri K.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Dakwah



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya adalah kemampuan untuk mengayomi, melayani, menyayangi, membela, dan tidak berbuat zalim. Kepemimpinannya bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan, melainkan untuk masyarakat yang dipimpinnya. Kualitas tersebut harus menyatu dalam seluruh tindakannya. Janji yang disampaikan pada saat kampanye dan direalisasikan setelah dirinya naik dalam tampuk kekuasaan.


Dikutip dari media WE NewsWorthy-Jakarta tentang pernyataan tokoh (NU) Habib Noval Assegaf yang mengomentari Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy. Ia menyebut bahwa kriteria memilih pemimpin bukan berdasarkan kesalehannya. Hal itu disampaikan dalam akun Twitter pribadinya, pada Kamis 11 Mei 2023. Romy menyampaikan bahwa kriteria pemilihan pemimpin bukan dilihat dari mereka maksiat atau tidaknya, apalagi melihat dari sisi kesalehannya saja.


Lebih lanjut ia menyatakan bahwa seorang pemimpin yang ahli maksiat masih memiliki hak untuk ditaati, sepanjang dia tidak melarang kebebasan beragama. Pernyataannya itu diungkapkan dalam acara "Catatan Demokrasi" di tvOne (9/5/2023). Menurutnya kualitas pemimpin tidak hanya diukur dari kesalehan. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak mempermasalahkan kesalehan tiga calon Presiden (capres) yang muncul pada sejumlah lembaga survei seperti: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.


Dari penyataan Ketua Majelis Pertimbangan PPP itu didapati bahwa kesalehan tidak boleh menjadi patokan. Seorang pemimpin bisa saja berasal dari berbagai kalangan, entah dia orang fasik atau gemar bermaksiat. Selama ia mempunyai kapasitas kepemimpinan, maka ia berhak menjadi pemimpin dan wajib ditaati ketika terpilih dalam kedudukan tersebut.


Demikianlah kapitalis, segala sesuatu diukur dari sisi manfaat secara materi. Tidak ada pertimbangan nilai agama untuk dijadikan standar, karena mereka mengusung sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Pengayoman seorang pemimpin hanya dinilai dari sisi kemampuan tanpa mempertimbangkan keimanan dan ketakwaan.


Berbeda dengan kapitalis, dalam Islam seorang pemimpin harus memiliki iman dan amal saleh, dalam kepemimpinannya untuk mendapat keridaan Allah Swt.. Seorang penguasa tidak bisa terlepas dari  amanah yang telah dipercayakan kepadanya. Tanggung jawab itu tidak hanya berlaku di hadapan manusia saja, tetapi juga di hadapan Allah di akhirat kelak. 


Sebuah sistem yang disandarkan pada akidah Islam akan memberikan solusi bagi seluruh permasalahan kehidupan. Kriteria pemimpin yang baik digambarkan sebagai sosok yang memiliki akhlak mulia, yakni pemimpin seyogyanya memiliki sifat jujur, adil serta konsisten dalam menjalankan kewajiban amanahnya. Ia juga harus memahami aturan dan syariat Islam saat menyelesaikan segala permasalahan, tanpa pandang bulu. 


Untuk mendapatkan sosok kepemimpinan seperti itu, diperlukan adanya perubahan yang didasarkan pada syariat Islam. Upaya ini tentu membutuhkan kesungguhan dan komitmen, sehingga dapat terwujud sistem pemerintahan yang akan menerapkan hukum Allah secara keseluruhan. Maka, secara otomatis sosok pemimpin yang ideal dambaan umat pun akan terwujud. Menaati dan mematuhinya menjadi ketetapan yang tidak bisa ditawar lagi, karena hal itu termaktub dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 59 tentang untuk menaati Allah dan Rasukullah saw. karena yang demikian adalah lebih utama dan lebih baik.


Sejatinya hukum Islam adalah syariat yang bersumber dari Al-Qur'an dan sunah Rasul. Sedangkan ajaran pokoknya adalah konsep tauhid yang menjadi pondasinya. Hukum Allah ini berlaku untuk seluruh umat, bisa diterima di segala tempat juga kondisi. Karena, hanya sistem Islam yang mampu menggerakan dan merubah seluruh aturan yang sempurna serta berkeadilan, juga mendapat rahmat-Nya pada negeri ini. 


Allah Swt berfirman: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raf ayat 96)


Wallahu a'lam bi ash-sawwab. []