Alt Title

Beda Sistem, Beda Kepengurusan

Beda Sistem, Beda Kepengurusan


Bapanas Telah Memerintahkan Bulog untuk Menjual Beras Melalui Pasar Ritel Moderen 


Penulis : Fuji Rahmawati

(Kontributor Media)


kuntumcahaya.blogspot.com -- Entah apa yang dipikirkan penguasa ketika menginstruksikan Bapanas untuk menugaskan Bulog menjual beras medium ke ritel modern. Sulit dipungkiri jika kebijakan ini sarat dengan berbagai kepentingan.


Hal ini diketahui dari laman berita online beritasatu[dot]com yang menginformasikan bahwa Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan SPHP (Stabilitas Penyaluran dan Harga Pangan) sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka stabilisasi harga beras di tingkat konsumen. 


Ada anggapan bahwa kebijakan ini telah membuka keterjangkauan dan harga penjualan sampai ke tingkat konsumen harus sesuai.

Arief pun menambahkan, pelaksanaan SPHP atau yang disebut dengan petunjuk pelaksanaan stabilitas pasokan dan harga pangan ini akan terus dilakukan setiap hari dengan lebih masif di seluruh Indonesia. Sampai dengan 28 Januari ini Bulog telah merealisasikan penyaluran SPHP sebanyak 161.000 ton. 


Jumlah tersebut meningkat 143% dibandingkan dengan penyaluran beras untuk stabilisasi stok dan harga di bulan Januari tahun 2022 yang tercatat sebanyak 66.000 ton.


Kepala Bapenanas sendiri menyatakan bahwa Bulog di seluruh daerah telah diminta untuk melakukan operasi pasar beras, SPHP ini setiap hari sampai dengan panen raya di Februati-Maret ini. Selain itu, ia menyebut sebagai komoditas pokok penting yang dikonsumsi mayoritas warga, stabilitas stok dan harga beras tentu akan diprioritaskan.


Bulog sendiri mendapatkan penugasan dari Bapanas untuk melakukan penyerahan di tahun 2023 sebanyak 2,4 juta ton. Sedangkan peruntukan untuk stabilisasi sebanyak 1,2 juta ton. Sehingga ditargetkan di akhir tahun, stok Bulog sekitar 1 juta ton.


Menurutnya, menjual stok beras ke ritel modern dianggap sebagai langkah antisipasi naiknya harga beras di pasaran dan diharapkan bisa meningkatkan keterjangkauan masyarakat/konsumen agar beras Bulog bisa lebih terserap. Tetapi, justru hal ini merupakan salah satu upaya lepas tangan negara kepada pengurusan masyarakat. Jika hal ini berhasil, maka Bulog berpeluang besar akan menghentikan operasi pasar. Langkah ini bisa jadi akan berimbas buruk kepada rakyat menengah ke bawah dalam menjangkau beras saat harga beras tinggi di pasar.


Masyarakat yang biasanya mengandalkan pasar untuk mendapatkan kebutuhan pokok yang harganya terjangkau, khususnya saat beras melambung tinggi, bisa jadi putus harapan ketika stok beras dijual di ritel modern. Karena  secara otomatis akan membuat harga beras di pasar melambung tinggi jika Bulog disalurkan ke ritel modern.


Itu situasi dalam sistem zaman sekarang yang jauh dari peraturan Islam. Padahal jika melihat perspektif Islam, saat Islam dijadikan landasan tatanan seluruh kehidupan, maka akan menjamin semua kebutuhan pokok terpenuhi untuk seluruh rakyatnya. Dan tidak akan membuat suatu kebijakan yang membuat rakyatnya menjadi susah untuk menjalankannya apalagi terkait kebutuhan pokok.


Maka dari itu, sistem Islam sangatlah dibutuhkan untuk semua rakyat. Tidak hanya di satu kota atau satu negara tetapi sistem Islam harus diterapkan di seluruh dunia agar semua umat manusia mendapatkan sistem ekonomi yang seusai fitrah manusia dan juga adil tentunya.


Sehingga semua kebutuhan yang diperlukan manusia terpenuhi dan tercukupi. Karena itulah penerapan Islam secara kaffah sangat urgen untuk saat ini. Karena dalam sistem Kapitalisme seperti saat ini, kaum Muslim akan selalu terombang-ambing dalam ombak besar kesengsaraan. Karena sistem ini jelas menyengsarakan rakyat. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.