Alt Title

Banjir Impor Susu, Peternak Mandi Susu

Banjir Impor Susu, Peternak Mandi Susu

 


Pada akhirnya yang akan memenangkan persaingan adalah

para investor asing yang memiliki modal besar

________________________________


Penulis Ummu Ahsan

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sungguh menyedihkan, rasanya rakyat hari ini tiada hentinya berada dalam derita.


Kembali lagi merasakan kekecewaan setelah para petani yang membuang hasil panennya lantaran harga dipasaran anjlok karena adanya impor sayur mayur, kini dialami juga oleh peternak sapi yang terpaksa membuang produksi susu sapinya lantaran pemerintah membuka keran impor sebesar-besarnya.


Seperti yang dilansir dari (tempo.com, 8-10-2024) bahwa puluhan peternak sapi perah dan pengepul susu di kabupaten Boyolali Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir ini terpaksa membuang susu hasil panen mereka. Sebab, Industri pengolahan susu (IPS) telah membatasi penerimaan pasokan susu dari para peternak dan pengepul.


Mereka pun menggelar aksi membuang susu dengan mandi di Tugu Patung Susu Tumpah. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes lantaran banyaknya susu yang ditolak oleh IPS dengan dalih adanya pembatasan susu mentah ke pabrik.


Kebijakan Impor Membawa Petaka


Ironi, industri pengolahan susu (IPS) lebih memilih impor bubuk susu segar  karena harga yang lebih murah dibanding dengan menerima hasil susu masyarakat dari para peternak lokal. Sebagai informasi kualitas bubuk susu yang diimpor belum tentu lebih baik dari susu segar dari peternak lokal. 


Mengapa keran impor dibuka tanpa melihat nasib para peternak, bukankah ini zalim? Ternyata industri pengolahan susu (IPS) mengejar harga yang jauh lebih murah. Bahkan lebih murah dari harga pasar dunia, marcet price. 


Hal ini terjadi karena program susu gratis mendapatkan minat investasi dari beberapa perusahaan luar seperti perusahaan Vietnam. Selain menyuplai bubuk susu ke Indonesia, perusahaan Vietnam juga meminta lahan seluas 10 ribu hektare untuk mengembangkan sektor peternakan susu sapi perah.


Bukannya menolak, pemerintah dalam hal ini yang diwakili oleh Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja, beliau menyanggupi memberikan lahan 10 ribu hektare ke perusahaan Vietnam walaupun untuk saat ini yang tersedia baru ada 3 ribu hektar.


Ternyata investasi ini tindak lanjut dari kerja sama sebelumnya beberapa waktu lalu di Vietnam. (kontan.co.id, 25-10-2024)


Adapun impor susu yang meningkat cukup signifikan pada Agustus lalu sebesar 21,12% per tahunnya berasal dari Selandia Baru, Amerika Serikat dan juga Australia. (bisnis.com, 17-09-2024)


Melihat data-data tersebut wajarlah para petani merasakan kekecewaan yang teramat besar pada pemerintah karena kebijakan impor yang sama sekali tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Melainkan impor membawa petaka yang merenggut penghasilan terbesar para peternak.


Kebijakan Kapitalistik


Setelah para peternak melakukan aksi mandi susu, pemerintah menawarkan solusi pragmatis diantaranya adalah hilirisasi susu dan pemberian dana  intensif kepada peternak yang terdampak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah. Namun, sayang solusi pragmatis tidak mampu menuntaskan persoalan yang ada. 


Hilirisasi adalah pengolahan produk dari bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai lebih dan siap di lemparkan ke pasar. Proses ini diantaranya pengemasan, distribusi dan penjualan. Namun ternyata hilirisasi salah satu wujud liberalisasi susu karena proses yang panjang dalam sebuah produksi serta biaya besar hanya bisa di lakukan oleh perusahaan raksasa yakni perusahaan kapital.


Jika perusahaan-perusahaan asing tersebut bertujuan mendukung swasembada susu nasional maka hal ini akan menimbulkan persaingan dengan peternak lokal dan pada akhirnya yang akan memenangkan persaingan adalah para investor asing yang memiliki modal besar. Solusi pragmatis tersebut yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak terlepas dari penerapan sistem demokrasi kapitalisme.


Sistem Ekonomi Islam Solusi Hakiki


Susu adalah salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan bermacam-macam zat gizi. Susu adalah karunia Allah Swt. sebagaimana firman-Nya: "Dan sungguh pada hewan ternak itu terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberikan minuman dari apa yang ada pada dalam perutnya berupa susu murni antara kotoran dan darah yang mudah ditelan bagi yang meminumnya." (QS. An-Nahl: 66)


Sungguh Islam memiliki sistem ekonomi yang akan memberikan jaminan dan perlindungan bagi para peternak sapi perah dan tidak layak di kelola oleh sistem kapitalisme. Maka negara wajib menerapkan sistem ekonomi Islam dalam naungan sebuah institusi Daulah Islam. Dalam Daulah Islam, pemimpinnya adalah khalifah akan bertanggung jawab penuh kepada nasib rakyatnya tidak akan berlepas tangan seperti fakta yang ada saat ini. 


Sebagaimana dalam sebuah hadis: "Imam (Khalifah) itu laksana pengembala, dan hanya dialah yang bertanggung jawab atas gembalanya." (HR. Bukhari dan Muslim)


Juga dalam hadis lain: "Imam (Khalifah) adalah pengurus dan ia bertanggungjawab atas apa yang diurusnya." (HR. Muslim dan Ahmad) 


Penguasa muslim dalam sistem Islam akan mengamalkan hadis tersebut sehingga dirinya akan menyelenggarakan pengurusan urusan umat dengan sebaik-baiknya dalam hal sarana dan prasarana untuk memudahkan pengelolaan produk susu sapi sebagai salah satu bagian dari ketahanan pangan negara Islam. 


Negara akan menghentikan impor jika didalam negeri hasil bumi melimpah ruah. Kebijakan Impor hanya dilakukan untuk kemaslahatan rakyat. Misal negara Islam membatasi aktivitas impor pada kebutuhan rakyatnya seperti impor bahan-bahan atau alat-alat canggih untuk kemudahan produksi susu sapinya sehingga negara tidak akan bergantung sepenuhnya pada produk luar negeri. 


Begitupun dengan para pejabat petinggi negara, akan diawasi oleh khalifah melalui segala keputusan wajib terikat kepada syariah Islam semata. Hal ini dilakukan agar pejabat negara terkontrol dan tidak mengambil keputusan menzalimi rakyat. Bahkan khalifah akan memberikan sanksi yang tegas dengan ta'syir bagi yang melakukan kecurangan dan menyalahi amanah yang diberikan.


Demikianlah mekanisme sistem ekonomi Islam dalam mengurusi urusan umat. Bukan hanya para peternak yang akan merasakan kesejahteraan tapi semua kalangan akan merasakannya. Karena sistem ekonomi Islam mengatur bagaimana bermuamalah yang benar sesuai dengan perintah Allah Swt..


Sebagaimana dalam firman-nya: "Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami, maka kami menyiksa mereka disebabkan apa selalu mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf ayat 96)


Wallahualam bissawab. [SM/MKC]