Alt Title

Polemik Study Tour Sekolah, Islam Solusi Hakiki

Polemik Study Tour Sekolah, Islam Solusi Hakiki

 


Study tour akan menjadi polemik yang terus berulang tiap tahun akhir ajaran

Karena problem pokoknya belum terselesaikan, yaitu bagaimana biaya pendidikan mahal dan transportasi umum yang aman belum memadai

_______________________________


Penulis Ima Rohima, S.Pd.I

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Praktisi Pendidikan


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pasca kejadian bus maut Subang yang membawa rombongan anak sekolah Depok, yang merenggut 11 nyawa, 10 di antaranya siswa dan guru SMK Lingga Kencana. Kegiatan study tour menjadi polemik di masyarakat. 


Pro kontra study tour ramai diperbincangkan masyarakat. Di antaranya ada orang tua yang merasa keberatan dengan mahalnya biaya, di samping mengkhawatirkan keselamatan putra putri mereka. Mengingat kegiatan study tour di akhir tahun ajaran seolah menjadi rutinitas yang harus diikuti tanpa kompromi. 


Di lain pihak ada yang menilai bahwa study tour banyak manfaatnya sehingga penting dilaksanakan. Hanya harus diperhatikan keselamatan perjalanannya. 


Atas desakan berbagai pihak, kemudian Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 64/Pk.01/Kesra yang ditujukan untuk bupati/wali kota dan kepala kantor wilayah kementerian agama provinsi Jawa Barat mengatur tentang study tour ini. (Jurnal depok.id, 12/05/2024) 


Dalam surat itu disampaikan, bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan pihak sekolah di antaranya:

Pertama, kegiatan study tour satuan pendidikan diimbau untuk dilaksanakan di dalam kota, kunjungan dilakukan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, dan destinasi wisata edukatif lokal, yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Provinsi Jawa Barat, kecuali sudah ada kerja sama yang tidak bisa dibatalkan. 


Kedua, kegiatan study tour harus diperhatikan manfaat dan keamanannya bagi seluruh peserta didik, guru, dan tenaga pendidikan serta dipastikan kelayakan kendaraan, awak kendaraan dan jalur transportasi ke tujuan. Berkoordinasi dan mendapatkan rekomendasi dari dinas perhubungan kabupaten/kota terkait kelayakan teknis kendaraan.


Ketiga, penyelenggara study tour harus melakukan koordinasi dengan memberikan surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan sesuai kewenangannya.


Kepala Dishub Kabupaten Bandung, Hilman Kadar pun bereaksi. Menurut beliau pihaknya akan berkordinasi dengan Dinas Pendidikan, untuk menganjurkan pihak sekolah yang akan melakukan study tour bersurat terlebih dahulu. (TribunJabar.id, 17/05/2024)


Dengan bersurat, pihaknya menyiapkan untuk mengecek kendaraan angkut masalah yang akan digunakan untuk study tour


"Pihak Disdik dan Pool bus yang ada di Kabupaten Bandung, diharapkan disiplin soal pengecekan. Paling tidak ketika ada order study tour, agar segara datang ke Dishub untuk dilakukan pengecekan uji kelayakan kendaraan yang akan digunakan," ujar Hilman.


Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Sugianto pun angkat bicara. Beliau tidak mempermasalahkan study tour sekolah, namun menurutnya yang harus menjadi perhatian adalah terkait keamanan dan keselamatan dalam pelaksanaan study tour itu. Layak kendaraan juga sopirnya. 


“Kalau positifnya ada di wilayah yang lebih dekat, tentu lebih baik ke tempat yang lebih dekat, bisa mengurangi ongkos yang dikeluarkan," pungkas Sugianto. (Dejurnal Bandung.com, 18/05/2024 )


Sangat disayangkan suatu perkara baru mendapatkan perhatian jika sudah menjadi viral diperbincangkan banyak orang. Padahal study tour ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari instrumen pendidikan yang tidak boleh diabaikan oleh pihak-pihak yang berwenang. 


Kurangnya biaya operasional sekolah menjadikan pihak sekolah memungut biaya untuk kegiatan sekolah, khususnya study tour. Hal ini pun mau tidak mau harus diikuti orang tua supaya anak mereka tidak ketinggalan pembelajaran di luar sekolah tersebut. Walaupun tentu sangat memberatkan khususnya bagi orang tua menengah ke bawah. 


Selain itu juga study tour yang dilakukan kental dengan kepentingan ekonomi khususnya pariwisata. Bisnis tahunan yang menggiurkan. 


Rutinitas tahunan tersebut pun menjadi rezeki yang dinantikan pihak PO bus, persaingan usaha pun akan terjadi. Dana perawatan pengecekan menjadi kendala tersendiri di tengah lemahnya perekonomian. Akhirnya ada di antaranya yang bisa jadi memanipulasi. Yang di cek dan diperiksa yang layak jalan, tapi yang dioperasikan yang tidak diperiksa. Hal itu sangat mungkin terjadi.


Ditambah jalan ke area tempat wisata yang kurang aman untuk dilalui, banyak terjadi tragedi kecelakaan. Padahal ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Sebagaimana sabda Nabi saw.,


Rasulullah saw. bersabda, "Setiap pemimpin (pemelihara) akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya. (HR. Bukhari Muslim)


Pada masa pemerintahan IsIam, Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata,

Seandainya seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Ta’ala, “Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?


Begitu khawatirnya Khalifah Umar dengan amanat kepemimpinannya, bagaimana dengan pemimpin kita hari ini? 


Study tour akan menjadi polemik yang terus berulang tiap tahun akhir ajaran. Karena problem pokoknya belum terselesaikan. Yaitu bagaimana biaya pendidikan mahal dan transportasi umum yang aman belum memadai. 


Beda dengan sistem kapitalis sekuler, dalam IsIam menuntut ilmu adalah wajib. Maka untuk menunaikan kewajiban tersebut, negara memberikan sekolah gratis untuk seluruh warga negara baik muslim atau nonmuslim. 


Negara juga akan memberikan jaminan keamanan kendaraan umum. Sehingga kegiatan study tour tidak akan menjadi beban orang tua dan khawatir akan keselamatan putra putri mereka. 


Hanya saja sistem penididikan dan transportasi akan optimal penerapannya dengan sistem yang lainnya, baik sistem politik, pemerintahan, dan seterusnya.


Mudah-mudahan segera tegak kembali naungan IsIam yang akan memberikan rahmat kepada seluruh alam. Wallahualam bissawab. [SJ]