Alt Title

Membangun Pondasi Pemikiran Cemerlang Sebuah Generasi

Membangun Pondasi Pemikiran Cemerlang Sebuah Generasi

 


Generasi cemerlang yang lahir dari peradaban yang agung

Mereka sibuk untuk menjadi sebaik-baiknya manusia yang banyak bermanfaat bagi umat


___________________


Penulis Ai Nurjanah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Masih ingatkah kita dengan sosok pahlawan Ki Hajar Dewantara? Beliau adalah Bapak pendidikan nasional yang tanggal kelahirannya dijadikan hari penting bagi bangsa Indonesia, yaitu Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hardiknas ini telah ditetapkan oleh pemerintahan Indonesia pada Keppes RI Nomor 316 Tahun 1959.


Melihat sejarahnya, Indonesia sempat mengalami masalah kritis dalam hal pendidikan. Di mana, yang bisa sekolah hanya kalangan elit atau keturunan Belanda saja. Sedangkan mereka dari rakyat biasa tidak ada yang bisa merasakannya. Maka dari itu, bapak Ki Hajar Dewantara melakukan kritik pedas pada pemerintahan. Hingga akhirnya beliau membuat filosofi yang selalu dikenang oleh rakyat Indonesia pada umumnya "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" yang mempunyai arti di depan memberi teladan, ditengah memberi bimbingan di belakang memberi sebuah dorongan" (Kompas.com,25/04/ 2024).


Hari Pendidikan Nasional tahun 2024 ini mengusung tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar".  Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional tersebut, pada Kamis tanggal 24 April 2024 bertempat di Teater Jakarta, Taman Ismail Marjuki, Jenderal Kebudayaan melalui direktorat perfilman, bidang musik dan tim Media telah bekerjasama dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan menyuguhkan konser Musikal berjudul "Memeluk Mimpi-Mimpi, Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai"(Liputan6.com, 26/04/2024).


Pendidikan di Indonesia beberapa kali mengganti kurikulum. Mulai kurikulum tahun 1947, kurikulum 1994, kurikulum 2026, dan sampai pada kurikulum saat ini yaitu kurikulum merdeka. Berdasarkan Undang-Undang  Nomor 20 Tahun 2023 pasal 1 ayat 19  konstitusi menjelaskan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


Namun sayangnya, fakta mengungkapkan dengan jelas bahwa pergantian kurikulum yang diberlakukan tidak berkorelasi positif dengan kemajuan generasi. Selain tipis minat belajarnya, perilaku negatif yang muncul justru lebih banyak kita temui pada mereka. Hura-hura, tawuran, bullying, pemerkosaan, bahkan pembunuhan dilakukan oleh pelajar dan generasi yang bahkan masih di bawah umur. Era digitalisasi yang seharusnya menjadi jalan untuk memudahkan dalam pencarian ilmu pengetahuan malah menjadi bomerang pada generasi.


Ketergantungan pada fitur yang disuguhkan dengan berbagai macam tontonan negatif yang dilihat serta berbagai macam game berlatar belakang kekerasan yang mereka mainkan menjadi tuntunan mereka dalam berperilaku di kehidupan nyata. Mereka mengalami kemerosotan berpikir hingga pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Banyaknya tontonan yang jauh dari tuntunan menjadikan generasi tidak mampu memikul tanggungjawab sesuai usianya. Tidak heran jika banyak generasi yang rusak akidahnya karena terlalu banyak menginput hal-hal yang buruk di dalam pemikirannya. 


Jika sistem pendidikan saat ini diterapkan bahkan berkali-kali mengalami perubahan ternyata tidak mampu membangkitkan generasi. Sudah saatnya bagi kita untuk mencari sistem lain yang layak diterapkan dan terbukti mampu menyelesaikan berbagai persoalan termasuk generasi. Islam adalah sebuah sistem yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam juga memperhatikan masalah pendidikan. Bahkan menuntut ilmu adalah bagian mendasar yang harus dilakukan oleh seluruh kaum muslimin. 


"Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (TQS. Al-Mujadalah: 11)


Dalam hadist riwayat Ibnu Majah ibn Adi, Al- baihaqi, dan ath-Thabrani, Rasulallah saw. bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim."


Berbeda dengan kurikulum hari ini yang nyatanya hanya berfokus pada kepuasaan materi dan tidak memperhatikan apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang pelajar. Di mana, akar dari sebuah kegagalan mencetak generasi cemerlang yaitu terletak pada kurikulumnya yang kurang tepat atau peran pendidiknya yang kurang akan pemahaman materi yang dikuasai serta tidak didasari atas kepahamannya tentang pentingnya penanaman akidah dalam menuntut ilmu. 


Dalam sistem Islam, kurikulum wajib berlandaskan pada akidah Islam. Seluruh metode atau penyampaian suatu pelajaran disusun rapi tanpa adanya penyimpangan dari landasan tersebut. Dengan berlandaskan aqidah maka suatu generasi akan mampu untuk membentuk pola pikir dan pola sikap yang Islami. Sehingga tujuan dari sebuah pendidikan akan mencapai pembentukan kepribadian Islam serta membekali generasi dengan berbagai macam ilmu dan pengetahuan. 


Sejarah mengatakan bahwa  ilmu pengetahuan sangat maju pesat saat peradaban Islam. Ini adalah peradaban yang menghasilkan banyak tokoh ilmuwan yang berhasil menemukan berbagai macam penemuan yang manfaatnya bisa kita rasakan sampai saat ini. Di bawah naungan sistem Islam ilmu pengetahuan sangat dihargai begitupula dengan peran seorang guru. Sehingga generasi tertarik untuk terus belajar dan tidak bosan untuk menghasilkan banyak karya. 


Sosok gemilang dari ilmuwan muslim terhebat patut dijadikan contoh untuk kita saat ini. Karya Az-Zahrawi misalkan yang merupakan ilmuwan muslim bedah modern. Abbas Ibnu Firnas sang perintis konsep pesawat terbang. Ibnu Haitsam yang merupakan ahli sains dan disebut bapak Optik Dunia. Ibnu Nafis yang juga ilmuwan muslim sekaligus dokter terhebat peneliti peredaran darah manusia.


Begitulah, generasi cemerlang yang lahir dari peradaban yang agung. Mereka sibuk untuk menjadi sebaik-baiknya manusia yang banyak bermanfaat bagi umat. Tidak dijumpai dalam peradaban ini tawuran, saling menyakiti bahkan menghilangkan nyawa. 


Jika, umat Islam mau belajar pada sejarah, bagaimana kegemilangan Islam beserta ilmu pengetahuannya pada era peradaban Islam? Maka, umat Islam tidak perlu meniru kaum Barat dalam sistem pendidikan. Karena sesungguhnya peradaban Islam yang pernah diterapkan menjadi bukti dan inspirasi atau tauladan bagi kita umat Islam untuk mencapai kegemilangan pendidikan dan teknologi masa sekarang. Wallahuallam Bissawab. [Dara]