Alt Title

Deforestasi Terus Terjadi, Penghijauan Kian Terkikis

Deforestasi Terus Terjadi, Penghijauan Kian Terkikis

Kondisi hutan Indonesia sedang tidak baik-baik saja disebabkan oleh banyaknya deforestasi yang terjadi

Deforestasi menjadi hal yang mengerikan yang selalu menghantui negara Indonesia tercinta

_____________________________________


Penulis Rismawati Aisyacheng

Kontributor Media Kuntum Cahaya & Pegiat Literasi



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Deforestasi adalah kegiatan penebangan pohon di hutan atau penggundulan hutan untuk dialih fungsikan menjadi non-hutan seperti pembangunan gedung-gedung, pemukiman, tambang, pertanian atau lainnya. Sedangkan penghijauan sendiri adalah kegiatan penanaman pohon di hutan maupun di sekitar pemukiman untuk mendapatkan udara yang segar serta lingkungan yang nyaman.


Selain itu penghijauan bisa menghasilkan pemandangan yang menyejukkan hati dan jiwa seluruh makhluk hidup ciptaan Allah. Namun, sayangnya di negeri-negeri maju yang memiliki banyak penduduk seperti Indonesia, kini dihantui oleh deforestasi sehingga membuat penghijauan terkikis.


Sebagaimana yang dilansir oleh cnnindonesia.com (12/01/2024) bahwa sepanjang 2023 daerah di Riau telah terjadi deforestasi hutan hingga mencapai 20.698 ha. Hal ini tertera pada Catatan Akhir Tahun WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) region Sumatera. Boy Jerry Even Sembiring sebagai Direktur Eksekutif WALHI Riau mengatakan bahwa angka deforestasi tersebut lebih luas dari rata-rata per tahun dalam lima tahun terakhir. Boy juga mengungkapkan bahwa daratan Riau setidaknya kurang lebih 57 persen telah dikuasai oleh Investment atau investasi.


Selain itu, Global Forest Review dari World Resources Institute (WRI) telah mencatat dalam laporannya bahwa Indonesia menjadi peringkat kedua sebagai negara yang sangat banyak kehilangan hutan primer tropisnya dalam dua dekade yaitu periode tahun 2002-2023. WRI juga menjelaskan bahwa hutan primer tropis adalah hutan yang berusia tua yang memiliki cadangan karbon yang sangat besar dan sangat kaya dengan keragaman hayatinya. Menurut WRI hal ini sangat memprihatinkan karena jika hutan primer yang rusak maka butuh waktu puluhan tahun atau bahkan bisa berabad-abad lamanya untuk memulihkannya kembali. (Katadata.co.id, 19/01/2024)


Fakta di atas menjelaskan bahwa kondisi hutan Indonesia sedang tidak baik-baik saja disebabkan oleh banyaknya deforestasi yang terjadi. Sebab, deforestasi memiliki dampak yang buruk bagi keseimbangan lingkungan atau akan banyak merusak lingkungan (terjadi banjir dan tanah longsor). Oleh karena itu, deforestasi menjadi hal yang mengerikan yang selalu menghantui negara Indonesia tercinta. 


Namun, beginilah jika sistem Kapitalisme berkuasa di atas segalanya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sistem kapitalisme hanya berlandaskan pada materi semata. Karena keegoisan para pemangku jabatan yang semata-mata mengejar materi dalam sistem Kapitalisme membuat hutan kita setiap tahunnya sedikit demi sedikit menjadi terkikis.


Selain itu, kapitalisme memiliki kebijakan yang memisahkan agama dari kehidupan. Itu mengapa masalah hutan atau kerusakan lingkungan akibat deforestasi tidak pernah dikaitkan dengan murka Allah. 


Berbeda dengan sistem Islam yang selalu melakukan segala tindakan berpatokan kepada hukum syariat (hukum ciptaan Allah). Oleh karena itu, rasa takut pada Allah selalu ada dalam sanubari para pemangku jabatan. Sehingga, mereka berhati-hati dalam mengambil kebijakan terhadap apa yang akan mereka lakukan, termasuk dalam mengeluarkan izin untuk para investasi dalam rangka pengalihan fungsi hutan menjadi non hutan. Bahkan dalam Islam itu merupakan tanah negara atau hutan negara tidak boleh di kelola oleh individu apa lagi di serahkan kepada negara-negara asing yang melakukan investasi. Melainkan semua aset negara seperti tambang, tanah kosong atau hutan dan sumber daya alam lainnya yang jumlahnya besar harus di kembalikan kepada negara dan negara wajib mengelolanya sehingga hasilnya nanti akan di masukan ke baitulmal, kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.


Selain itu, sistem Islam sangat mewajibkan untuk menjaga lingkungan tetap asri, nyaman dan indah. Oleh karena itu, Allah dan Rasulullah Saw. justru menganjurkan manusia untuk melakukan penghijauan guna menjaga keseimbangan bumi. Allah telah menegaskan bahwa ia tidak menyukai dan melarang keras manusia untuk berbuat kerusakan di bumi yang telah Ia ciptakan dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana firman-Nya:


وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَ رْضِ بَعْدَ اِصْلَا حِهَا وَا دْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًا ۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ


“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya (Allah) dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat-Nya Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-A’raf 7: ayat 56)


Begitu indahnya sistem Islam, untuk masalah menjaga hutan dan lingkungan sangat di jaga ketat oleh aturan Islam yang di tegaskan langsung oleh Allah sang pencipta bumi lewat ayat suci-Nya (Al-Qur’an). Oleh karena itu, jika berharap deforestasi yang merugikan makhluk hidup, maka yang harus dilakukan adalah mengembalikan sistem Islam di tengah-tengah umat untuk memperbaiki tatanan dunia lewat aturan-aturan sang pemilik bumi dan alam semesta ini. Sebab, hanya Islam yang mampu memperbaiki tatanan dunia yang kini telah dirusak oleh tangan-tangan serakah yang bercokol dalam sistem Kapitalisme. Wallahualam bissawab. [Dara]