Alt Title

Cara Bunda Menjaga Anak dari Maraknya Bullying

Cara Bunda Menjaga Anak dari Maraknya Bullying

 


Maka ketika dalam keluarga itu ditanamkan nilai-nilai tersebut, maka anak akan merasakan kenyamanan, ketenangan dalam keluarga dan menjadikan dia tidak akan mencari perhatian di luar rumah yang mungkin akan menjadi pelaku bullying

______________________________


Bersama Bunda Nurul Imaroh


KUNTUMCAHAYA.com, TSAQAFAH - Bunda Nurul Imaroh dalam channel youtube Muslimah Media Center (MMC) di acara Mom's Diary, menjelaskan bagaimana cara bunda menjaga anak dari maraknya kasus bullying.


Beberapa waktu yang lalu viral di Jakarta ada seorang anak SD yang melompat dari lantai empat gedung sekolahnya dan itu sampai meninggal, diduga karena tidak tahan di-bully oleh teman-temannya.


Selain itu juga kasus yang viral di Cilacap, anak SMP yang dipukuli temannya ramai-ramai sampai mengalami patah tulang rusuknya dan sesak dada. Dan masih banyak kasus lainnya.


Bunda Imaroh berkata, "Alhamdulillah kalau keluarga saya tidak mengalami, tetapi dari cerita teman, tetangga, kerabat memang anaknya mengalami bullying terutama di sekolah."


"Sangat miris, memang meskipun itu tidak terjadi pada keluarga saya misalnya, tetapi melihat bahwa generasi itu kan aset bangsa dan nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan. Kalau kemudian kasus bullying terus bertambah dan bertambah itu tentu menjadi ancaman bagi generasi di masa yang akan datang," tambahnya. 


Bunda Imaroh memaparkan bahwa banyak faktor kenapa kasus tersebut marak terjadi.


Pertama adalah keluarga, faktor keluarga yang sangat besar karena keluarga adalah lingkungan terdekatnya.


Anak yang mengalami broken home, orang tuanya yang tidak harmonis, sibuk bekerja sehingga mereka merasa kurang mendapatkan kasih sayang. Hal itu sangat memicu anak untuk melakukan bullying dalam rangka mencari perhatian di luar rumah.


Kedua adalah lingkungan, anak bergaul dan berteman dengan siapa saja itu juga sangat berpengaruh. Anak akan bergaul dengan teman-teman yang serba bebas, suka keluyuran di jalan misalnya. Itu akan sangat berpengaruh, termasuk kalau dia berteman dengan anak-anak yang punya perilaku sama, dia akan mudah menjadi pelaku bulliying.


Ketiga adalah media. Media ini sangat besar pengaruhnya. Kenapa? karena hari ini media itu memberikan tontonan-tontonan yang membuat anak-anak sangat bebas, tontonan yang sebenarnya tidak layak untuk dilihat oleh mereka.


Keempat adalah faktor sekolah. Sekolah atau pendidikan yang kurang pengawasan misalnya, akhirnya anak-anak jadi cenderung untuk melakukan hal yang bebas mem-bully temannya, misalnya. 


Termasuk pendidikan hari ini, kita tahu bersama bahwa sistem pendidikan yang ada sekarang itu minim agama, istilahnya berbasis buku agama tetapi sekuler, sehingga nilai-nilai agama itu dijauhkan dari pendidikan. Akhirnya, anak-anak sedikit sekali mendapatkan pelajaran agama. 


Hasilnya krisis tentang akhlak, krisis bagaimana mereka itu menjadi anak yang saleh dan itu akhirnya menjadikan mereka mudah sekali untuk menjadi pelaku bulliying


Dan yang terakhir Bunda Imaroh menekankan bahwa negara itu punya peran besar untuk menjaga generasi, menjaga anak-anak dari pelaku bullying. Jadi hari ini negara yang berbasis sekuler seolah abai terhadap agama, terhadap akhlak, tetapi justru negara mementingkan aspek materi. 


Bunda Imaroh juga menjelaskan, apakah mungkin bullying dapat dihilangkan? Bisa saja. Tetapi sangat sulit untuk sistem yang sekuler seperti sekarang ini. Sistem yang sekuler, negaranya juga sekuler dan bagaimana mungkin akan menghilangkan bullying kalau kemudian tidak ada pendidikan yang Islami yang membentuk karakter anak-anak itu menjadi saleh, berakhlak Islami. Justru media yang ada itu makin bebas, makin liberal, makin sekuler. Jadi ibarat panggang jauh dari api. 


Bunda Imaroh mengatakan bahwa solusi tuntas itu berarti harus benar kemudian solutif dan komprehensif, artinya bisa menghilangkan semua faktor penyebab bullying tadi. 


Bunda Imaroh juga mengungkapkan, kalau bicara yang benar maka tidak ada solusi yang benar kecuali dalam Islam. Bullying ini kan sebenarnya akar permasalahannya adalah diterapkannya sistem sekuler yang jauh dari nilai-nilai agama.


Maka solusi yang mampu menghilangkan bullying ini adalah dengan menghilangkan atau mengganti sistem sekuler tadi dengan sistem yang benar yaitu sistem Islam. Dengan cara menerapkan syariat Islam dalam kehidupan, maka ini yang harus dilakukan.


Bunda Imaroh mengungkapkan kalau bicara keluarga, bahwa keluarga adalah madrasatul ula, jadi sekolah yang pertama. Sehingga dalam keluarga itulah, kemudian anak-anak itu mendapatkan pendidikan yang pertama tentang nilai-nilai agama dan itu akan menjadi benteng yang membentengi pribadinya untuk menjadi anak yang saleh yang memungkinkan untuk terhindar dari pelaku bullying.


Kalau bicara keluarga maka peran ibu itu sangat besar. Dalam Islam peran ibu itu ditempatkan di posisi yang mulia yaitu sebagai al-umm warabbatul bait, maka ibu punya tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang saleh yang berakhlak mulia dan meneladani Rasulullah.


Rasulullah itu memberikan contoh untuk senantiasa menyayangi, mempunyai sifat Rahman kepada sesama. Bahkan kemudian dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw.,


"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia." (HR. Ahmad).


Maka ketika dalam keluarga itu ditanamkan nilai-nilai tersebut, maka anak akan merasakan kenyamanan, ketenangan dalam keluarga dan menjadikan dia tidak akan mencari perhatian di luar rumah yang mungkin akan menjadi pelaku bullying.


Bunda Imaroh mengungkapkan bahwa negara punya peran besar karena negara punya kekuasaan. Maka penting bagi negara untuk melakukan, 


Pertama adalah menghilangkan atau mencabut nilai-nilai sekularisme yang ada di tengah-tengah kehidupan ini dan menggantikan dengan sistem Islam termasuk dalam pendidikan. Menjadikan pendidikan yang berbasis Islam, karena pendidikan ini akan membentuk pribadi-pribadi yang Islami, saleh yang terjauhkan dari bullying.


Kedua, negara punya kuasa untuk menghentikan atau menindak tegas terhadap media yang memberikan tontonan tidak layak seperti mengajarkan kekerasan dan sebagainya.


Ketiga, negara juga memiliki kekuasaan untuk memberikan tindakan tegas bagi siapa saja pelaku kemaksiatan, kriminal termasuk perilaku yang mendorong terjadinya bullying yang marak di tengah-tengah masyarakat.


Bunda Imaroh juga menambahkan, bahwa tempat yang aman dan ideal bagi anak-anak mungkin bisa dibilang tidak ada, karena sebagaimana kita ketahui bahwa sistem sekuler itu tidak memberikan tempat yang aman dan ideal buat anak-anak. 


Dalam Islam, ibu itu ditempatkan pada posisi yang mulia yaitu sebagai al-umm warabbatul bait. Sebagai al-umm, maka ibu punya tanggung jawab untuk mencetak generasi saleh, menjadikan pribadi yang tangguh dan menjadi benteng mereka di masyarakat.


Dan ibu juga bisa mendakwahkan Islam kepada ibu yang lain, kepada calon ibu dan menjadikan mereka memahami Islam yang akan menjadi bekal di dalam mendidik generasi di tengah-tengah masyarakat.


"Jadi penting bagi para ibu saat ini untuk senantiasa belajar Islam dan menyampaikan Islam di tengah-tengah masyarakat, supaya pemahaman Islam ini menjadi benteng di dalam mencegah perilaku bulliying," imbuhnya. 


Wallahualam bissawab. [Rosita]