Alt Title

Jalan Rusak Terus Menghantui, Buah dari Sistem Sekuler Kapitalis

Jalan Rusak Terus Menghantui, Buah dari Sistem Sekuler Kapitalis

 


Sangat disayangkan, Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi besar untuk mempunyai jalan mulus tanpa lubang, dengan kekayaan sumber daya alamnya termasuk tambang aspal yang melimpah ruah, tetapi justru akses transportasi dan jalanan yang layak amat sangat sulit didapati sebagian besar masyarakatnya

Bahkan pemerintah beralasan kurangnya pendanaan menyebabkan jalanan rusak tak kunjung diperbaiki. Malah tak jarang kita dapati anggaran perbaikan jalan justru dikorupsi oleh tikus-tikus berdasi

_________________________


Penulis Marwah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Berkendara dengan aman dan nyaman tentu menjadi impian bagi setiap orang, baik mereka yang tinggal di wilayah perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Indonesia sebagai salah satu negara yang minim akan pelayanan infrastruktur jalan, khususnya di wilayah pedesaan, hal itu hanya bisa menjadi angan-angan belaka. Justru peristiwa kecelakaan lah yang seringkali masyarakat saksikan atau bahkan alami selama ini.


Dilansir dari Cakrawala[dot]com (01/09/2023), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2019 hingga 2021, Indonesia merupakan salah satu dari negara yang mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas hingga menyentuh angka 103.645 peristiwa kecelakaan, pada tahun 2021. Indonesia juga termasuk negara  Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang memiliki tingkat kematian tergolong tinggi akibat kecelakaan berkendara di jalan.


Salah satu penyebab masalah kecelakaan tersebut adalah kurang memadainya sarana dan prasarana lalu lintas. Misalnya saja, Jalan Imogiri Barat ditetapkan sebagai jalan paling rawan kecelakaan selama tahun 2023. Kepala Dinas Perhubungan Bantul, Singgih Riyadi mengatakan bahwa jalanan di Imogiri Barat masih sangat kurang dalam sarana dan prasarana seperti minimnya penerangan jalan, banyaknya tikungan yang menghubungkan akses ke kampung yang diperparah dengan  pemasangan rambu-rambu jalan yang kurang lengkap. (Harianjogja[dot]com, 18/09/2023)


Selain Jalan Imogiri Barat beberapa jalan di kabupaten Bantul yang rawan kecelakaan antara lain Jalan Pleret-Pathuk atau Jalan Cinomati yang berkelok dan memiliki tikungan tajam, kemudian Jalan Sultan Agung pergiaan Tembi ke arah timur hingga Stadion Sultan Agung. 


Dari penjelasan diatas, terbukti bahwa keamanan dan kenyamanan transportasi bagi masyarakat masih menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan oleh pemerintah hari ini. Pasalnya, salah satu sebab yang memicu kekhawatiran masyarakat saat berkendara adalah adanya peristiwa kecelakaan di jalan raya yang tak henti-hentinya diberitakan oleh media saat ini. Ditambah lagi akses jalan dan lalu lintas yang tidak memadai seringkali menjadi sebab terjadinya kecelakaan. 


Tak pelak hal ini membuat rakyat marah dan kecewa dengan pemerintah yang tak kunjung memperbaiki jalanan rusak hingga puluhan tahun. Inilah yang dirasakan masyarakat Kabupaten Bandung Barat, selama 12 tahun jalan yang biasanya digunakan untuk membawa hasil pertanian dari desa kota rusak parah dan hingga hari ini belum diperbaiki juga. Hingga akhirnya masyarakat melakukan protes terhadap pemerintah daerah dan mengancam akan golput pada pemilu 2024 mendatang jika jalan tak juga diperbaiki. 


Sangat disayangkan, Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi besar untuk mempunyai jalan mulus tanpa lubang, dengan kekayaan sumber daya alamnya termasuk tambang aspal yang melimpah ruah, namun justru akses transportasi dan jalanan yang layak amat sangat sulit didapati sebagian besar masyarakatnya. Bahkan pemerintah beralasan kurangnya pendanaan menyebabkan jalanan rusak tak kunjung diperbaiki. Bahkan tak jarang kita dapati anggaran perbaikan jalan justru dikorupsi oleh tikus-tikus berdasi.


Hal ini menunjukkan abainya negara dalam menjamin ketersedian fasilitas transportasi yang memadai seperti penyediaan jalan yang berkualitas. Belum lagi, seringnya terjadi kasus penyelundupan anggaran perbaikan jalan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat serakah yang kian hari kian banyak bermunculan. Sehingga rakyat hanya bisa geleng-geleng kepala meratapi nasib mereka yang selalu diabaikan oleh pemerintah. Abainya negara terhadap kebutuhan rakyat, menunjukkan pada kita, ada yang salah dalam tata kelola negara. 


Jika kita menelisik lebih dalam, abainya negara hari ini merupakan salah satu buah dari penerapan sistem kapitalisme yang menjadikan sekulerisme sebagai landasannya. Kapitalis sekuler telah melahirkan penguasa yang miskin tanggung jawab dalam meriayah rakyat. Selain itu, tata kelola kapitalistik menjadikan kekayaan alam yang seharusnya dikelola oleh negara malah diambil alih individu, swasta bahkan asing. Di sisi lain, para penguasa hanya sibuk memperkaya diri dan abai terhadap penderitaan rakyatnya. 


Namun, ketika hendak mencalonkan diri sebagai penguasa, mereka justru mengemis kepada rakyat dan tak lupa membuat janji agar terpilih. Kendati banyak nyawa yang harus hilang karena kecelakaan di jalan raya, mereka tetap tidak peduli, kenapa? Karena pemimpin yang berideologi kapitalis tidak menempatkan dirinya sebagai pengurus rakyat, dan tidak pula meyakini bahwa ia akan dihisab atas tanggung jawab tersebut.


Sangat jauh berbeda dengan penerapan sistem Islam, dimana kita pahami bahwa Islam adalah agama yang sempurna, paripurna, utuh dan menyeluruh. Sehingga aturan dalam Islam yang bersumber dari Allah Subhanahu Wata’ala, pasti sejalan dengan apa yang dibutuhkan oleh manusia.


Ketika Islam sebagai ideologi diterapkan dalam sebuah tatanan kenegaraan, maka pemimpin yang ada hanyalah pemimpin yang pro atas kepentingan rakyat. Sehingga rakyat akan benar-benar dijamin kehidupannya oleh negara Islam. Dalam pandangan Islam, adanya infrastruktur jalan dan transportasi yang aman dan nyaman adalah sesuatu hal yang bersifat urgen, sehingga perlu untuk segera diadakan.

 

Sebab setiap aktivitas masyarakat diluar rumah, seperti menuntut ilmu, bekerja, muamalah, hampir seluruhnya melibatkan transportasi serta jalan sebagai akses utama. Sehingga, menjadikan rakyat merasa aman dan nyaman dalam perjalanan adalah kewajiban negara demi meminimalisir adanya  kecelakaan saat berkendara. Semua itu akan dapat terwujud sebab negara punya pos-pos pemasukan. Salah satunya adalah dengan pengelolaan secara mandiri kekayaan sumber daya alam yang telah Allah Swt. anugerahkan. 

 

Untuk itu, jika kita menginginkan adanya periayahan yang serius dari negara, maka satu-satunya jalan yang bisa kita tempuh adalah kembali menerapkan sistem Islam dengan cara berdakwah, menyadarkan kembali umat bahwa kesejahteraan yang hakiki hanya muncul dari penerapan Islam secara menyeluruh oleh Daulah Islamiyah, karena satu-satunya negara yang mampu melakukan hal tersebut hanyalah negara yang menerapkan ideologi Islam, bukan yang lainnya (kapitalis/Sosialis).

Wallahualam bissawab. [GSM]