Alt Title

Pentingnya Ibu-Ibu Mengkaji Islam

Pentingnya Ibu-Ibu Mengkaji Islam

Mengikuti pengajian bukan merupakan hal yang sia-sia. Tapi, semata-mata karena dorongan dari perintah Allah Swt. thalabul 'ilmi, dan juga mengikuti contoh dari Rasulullah saw. untuk mampir ke taman-taman surga

Agar kita tetap istiqamah dalam mengikuti aturan dan ajaran Islam

________________________________


Bersama Ustazah Dedeh Wahidah Achmad



KUNTUMCAHAYA.com, TSAQAFAH - "Dewasa ini ada beberapa hal yang menarik untuk kita kaji. Ada yang menganggap kebaikan menjadi keburukan. Begitu pula sebaliknya, suatu maksiat dan melanggar perintah Allah Swt. justru dilakukan. Bahkan, diopinikan menjadi sebuah kebaikan. Contohnya, terkait dengan ibu-ibu pengajian. 


"Mengapa ibu-ibu suka ke pengajian, tiap hari ke pengajian? Dan itu, dikatakan oleh seorang muslim," kata Ustazah Dedeh mengawali penjelasannya melalui channel YouTube MMC (Muslimah Media Center). Menanggapi pertanyaan dari emak ketua partai yang mempermasalahkan tentang ibu-ibu suka ke pengajian. 


"Kita harus kembalikan kepada standar Islam. Bagaimana Islam mengatur dan memandang hal tersebut, karena setiap muslim itu harus (Iltizam bi hukmi syar'i), artinya setiap musim itu terikat dengan hukum syara'. Dan ketika ada orang yang memersepsikannya, maka harus dilihat dua hal," jelasnya. 


"Pertama, terkait hukum. Orang yang tidak memahami hukumnya bahwa pengajian itu sebuah kewajiban, wajar saja kalau dia tidak tertarik. Bahkan, menganggap kalau pengajian adalah suatu hal yang tidak ada gunanya. Kedua, mereka tidak memahami urgensi dan manfaat perbuatan tersebut dan menganggap pengajian sebagai sebuah kesia-siaan," kata Ustazah melanjutkan.


Lalu bagaimanakah Islam memandang tentang pengajian ini?


Dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, Rasulullah saw. bersabda: "Jika kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah!" Saat itu para sahabat kebingungan,  mereka ada di dunia, sementara ada taman surga. Kemudian sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah apa taman surga itu?" Rasulullah saw. menjawab, "taman-taman surga itu adalah majelis-majelis ilmu."


Hadis tersebut menjelaskan bahwa taman-taman surga adalah majelis-majelis ilmu atau dengan kata lain pengajian-pengajian. Karena, pengajian bukan tempat orang-orang mengobrol, senda gurau, bukan pula tempat orang melakukan kemaksiatan.


Orang datang ke pengajian dalam rangka mengingat Allah Swt.. Di sana, dibahas tentang ajaran-ajaran Allah Swt. seperti fikih, taharah, muamalah, salat, uqubat, jihad, hubungan luar negeri dan tentang Islam kafah. Bahkan, kita jadi tahu tentang Islam kafah dari pengajian.


"Kalau ada yang mengatakan, apalagi menghujat ibu-ibu yang ikut pengajian, ini sangat berbahaya. Karena akan ada opini di masyarakat bahwa ibu-ibu yang mengkaji Islam, ibu-ibu datang ke pengajian, ke majelis ilmu dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya, sia-sia. Maka, tidak mustahil jika ke depannya tidak ada lagi ibu-ibu yang datang ke pengajian karena dianggap sebagai kesia-siaan," tegas beliau.


"Untuk itu, harus kita kembalikan pandangan bahwa pengajian itu bukanlah kesia-siaan, tapi merupakan taman-taman surga yang harus melahirkan kerinduan, bukan kesia-siaan," tambahnya. 


"Maka, kita sebagai seorang muslim harus tahu hukumnya, pengajian itu seperti apa? Realitas bagaimana? Bahwa pengajian merupakan riyadlul jannah, taman-taman surga, maka akan muncul kerinduan untuk selalu hadir dalam pengajian. Bahkan, boleh jadi ia akan merencanakan pengajian itu. Kapan ia akan pergi ke pengajian, berapa kali pengajian, dan lain-lain," begitu kata Ustazah melanjutkan penjelasannya.


Ustazah menjelaskan, justru saat ini merupakan momen untuk evaluasi. Apakah karena pengajian sedang tren, sekadar sebuah kebiasaan? atau kita kembali kepada urgensi pengajian itu sendiri. Bahwa pengajian merupakan riyadhul jannah, yang di situ dikaji ilmu, dikaji tentang Islam, sehingga kita semakin mengenal Islam.


Dan semakin tahu bahwa Islam itu adalah sebuah ideologi yang mengajarkan kepada kita tentang keimanan, tentang syariat Islam. Di dalam pengajian juga diajarkan bahwa ada kewajiban bagi kita untuk menerapkan syariat Islam secara kafah. Seperti yang tertulis di dalam Al-Qur'an.


"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah." (QS. Al-Baqarah (2):  208)


"Bagaimana kita tahu perintah tersebut kalau tidak mengkaji Islam, datang ke pengajian? Serta mustahil ada penerapan Islam kafah kalau pengajiannya dijauhi atau dilabeli sebagai sesuatu yang buruk," ungkapnya.


Ustazah menjelaskan, untuk itu perlu kita evaluasi lagi, apakah pengajian yang kita ikuti sekarang memang sudah memberi kita ilmu?  Memberi pencerdasan kepada kita, sehingga dari hari ke hari kita makin mengenal Islam, memahami Islam kafah. Dan dari pengajian itu akan lahir kesadaran kewajiban untuk menerapkan Islam.


Sehingga karena pengajian kita menjadi resah ketika melakukan kemaksiatan atau melihat kemaksiatan. Dengan mengikuti pengajian, maka kita akan tersadarkan bahwa kita mempunyai kewajiban untuk memperjuangkan Islam sehingga Islam bisa tegak secara kafah, secara menyeluruh dalam kehidupan.


"Terakhir yang harus diwaspadai oleh umat Islam, mengenai pernyataan seseorang tadi. Apakah justru menjadi upaya untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya? Bentuk Islamisasi, atau Islamofobia yang justru akan menjadi kendala untuk memperjuangkan penegakan Islam kafah," bebernya. 


"Untuk itu mari kita suarakan, bahwa mengikuti pengajian bukan merupakan hal yang sia-sia. Tapi, semata-mata karena dorongan dari perintah Allah Swt. thalabul 'ilmi, dan juga mengikuti contoh dari Rasulullah saw. untuk mampir ke taman-taman surga. Agar kita tetap istiqamah dalam mengikuti aturan dan ajaran Islam.  Mengikuti sunnah Rasulullah saw. untuk senantiasa menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan Islam sebagai sistem kehidupan, satu-satunya sistem yang diridai oleh Allah Swt.. Aamiin ya rabbal Alamiin," pungkasnya. Wallahualam bissawab. [Tinah]