Alt Title

Karhutla kembali Terulang, Butuh Penanganan Hakiki

Karhutla kembali Terulang, Butuh Penanganan Hakiki

Berulangnya Karhutla di berbagai wilayah di Indonesia diakibatkan oleh pembukaan lahan yang semakin meluas

Ini sudah menjadi masalah besar yang harus segera ditangani oleh negara karena dapat menggangu kesehatan masyarakat juga keselamatan penerbangan pesawat terbang

____________________________


Penulis Siva Saskia

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis dakwah




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Indonesia kembali mengalami bencana alam yaitu kebakaran hutan yang telah terjadi di wilayah Kalimantan Selatan. Seperti Tak ada hentinya bencana demi bencana lagi dan lagi terjadi di negeri kita ini. Dilihat dari laporan tim (Pusdalops-PB) Kalimantan Selatan, kebakaran hutan yang terjadi mencakup sampai 163,15 hektare dan sedikitnya melanda sebagian wilayah kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan.


Di antara sebagian kota yang dilanda kebakaran hutan di Kalimantan Selatan antara lain yaitu Banjarbaru dan enam kabupaten lainnya yaitu, Banjar, Tanah laut,  Hulu sungai Utara, Tapin, Tabalong dan Balangan. Dilansir dari Kumparan (25/06/2023) total ada 2.168 titik api. Sedangkan di Kalimantan Timur terdeteksi ada sekitar 20 titik panas.


Miris sekali bukan? Begitu banyak masyarakat yang tinggal tidak jauh dari lokasi bisa dirugikan karena adanya bencana karhutla ini yang disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, udara yang biasa dihirup dengan nyaman tercemari karena udara menjadi kotor akibat dari asap yang ditimbulkan dari kebakaran. 


Berulangnya karhutla di berbagai wilayah di Indonesia diakibatkan oleh pembukaan lahan yang semakin meluas. Ini sudah menjadi masalah besar yang harus segera ditangani oleh negara karena dapat menggangu kesehatan masyarakat  juga keselamatan penerbangan pesawat terbang. Sebenarnya, Kebakaran hutan di Indonesia merupakan problem negara yang masih belum bisa tertangani sampai sekarang sehingga terus berulang di berbagai wilayah Indonesia. Mengapa kebakaran hutan bisa terus berulang? Siapa ulah di balik kebakaran hutan ini? 


Terjadinya karhutla ini selain mengakibatkan kerugian juga sangat berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Tepatnya warga yang tinggal didekat terjadinya kebakaran karena bisa mengalami infeksi pada saluran pernapasan. Dari kabut asap yang dihasilkan dan dari kebakaran hutan ini bisa mempengaruhi penerbangan karena bisa terganggu akibat jarak pandang yang terbatas karena adanya kabut. Selain itu, karhutla juga dapat menggangu habitat hewan yang bisa menyebabkan kematian dan kepunahan.


Karhutla kembali terulang merupakan akibat dari tangan manusia itu sendiri seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an yang berbunyi: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)


Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya edukasi terhadap masyarakat. Banyak masyarakat yang masih melakukan pembakaran hutan dan lahan untuk kepentingan pribadi atau membuka lahan hutan untuk dijadikan perkebunan serta dapat menghasilkan keuntungan. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian alam membutuhkan edukasi yang jelas dan penanganan dari pemerintah.


Pemerintah seharusnya bisa menangani kasus kebakaran hutan ini secara tegas dan mengadili para pelaku dengan sanksi yang berat yang bisa membuat efek jera kepada para pelaku sehingga tidak akan terulang hal serupa. Namun, dalam sistem kapitalisme ini hukum dan undang-undang seakan hanya tulisan biasa yang tidak dapat mempengaruhi hukuman untuk para pelaku karena tidak ada ketegasan dari pemerintah itu sendiri. Apalagi ketika yang melakukan kerusakan hutan itu adalah para pemilik modal atau para pengusaha besar pemerintah seakan tebang pilih dalam memberikan hukuman.


Tindakan warga melakukan pembakaran hutan dan pembukaan lahan  tidak lain bertujuan untuk dijadikan perkebunan  sawit. Dan hal ini merupakan salah satu dorongan dari faktor ekonomi masyarakat. Ekonomi yang makin sulit menjadikan warga sampai  berbuat kerusakan ini, untuk bisa  memenuhi kebutuhan hidup di zaman sekarang yang semakin mencekik sehingga mengakibatkan kerugian untuk banyak orang juga alam.


Seharusnya, kehidupan masyarakat bisa terjamin oleh negara sehingga masyarakat tidak perlu bersusah payah mencari solusi untuk permasalahan ekonominya. Namun, kita sadar bahwa saat ini kita tinggal di negara yang menerapkan sistem kapitalis dimana negara hanya berpihak kepada para swasta yang memiliki modal dan tidak memperhatikan bagaimana kondisi masyarakat. Pemerintah justru malah memberi konsesi hutan pada perusahaan besar. Adanya kebutuhan untuk memperbanyak dan memperluas kebutuhan sawit yang menjadi sumber biofuel.


Dalam Islam hutan merupakan hak milik umat yang kepemilikannya harus di kembalikan kepada umat. Tidak boleh diserahkan kepada individu ataupun swasta. Allah Swt. telah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga alam seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 56.


Di muka bumi ini, hutan mempunyai peranan penting bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya. Itu karena hutan menghasilkan oksigen yang diperlukan manusia sehingga penting menanamkan kesadaran dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga alam agar tidak terjadi kerusakan terhadap alam karena menjaga alam adalah tugas dan kewajiban kita semua sebagai manusia bukan oleh segelintir orang saja.


Dalam sistem Islam negara akan senantiasa menjaga alam dengan melakukan langkah-langkah antisipatif, dan memberikan edukasikepada masyarakat dalam pendidikan. Kemudian, langkah antisipatif lainnya adalah negara akan memberi jaminan pemenuhan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan) pada setiap rakyat. Sehingga, ketika rakyat sudah terpenuhi dan terjamin segala bentuk kebutuhannya khususnya dalam ekonomi, rakyat tidak akan melakukan tindakan  yang bisa mengakibatkan kerugian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Dalam sistem Islam juga tidak akan ada hutan yang dijadikan sebagai milik individu karena hutan merupakan milik umat dan seluruh umat manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga kelestarian alam. Seharusnya kita semua sadar, bahwa kita memerlukan sistem Islam untuk diterapkan di muka bumi ini, karena hanya dengan sistem Islam solusi hakiki untuk segala problematika umat di muka bumi ini. wallahualam bissawab. []