Ada Apa dengan BRICS?
OpiniBRICS disebut dapat memiliki potensi untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan politik dan ekonomi global yang utama
Namun, negara-negara BRICS dihadapkan dengan tantangan yang tidak mudah untuk diselesaikan. Di antaranya yaitu, perbedaan kepentingan antara negara anggota BRICS itu sendiri. Meski, memiliki tujuan yang sama untuk menguatkan ekonomi dan politiknya
______________________________
Penulis Siva Saskia
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kita tahu bahwa BRICS adalah akronim dari Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan yang merupakan 5 negara berkembang yang terdepan di dunia. BRICS terbentuk pada tanggal 16 Juni tahun 2009. Sepuluh tahun yang lalu BRICS didirikan sebagai wadah negara-negara ambang industri saat itu. Akhir-akhir ini BRICS disebut-sebut akan menjadi kekuatan baru dunia, betulkah demikian?
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dibanding dengan negara maju lainnya membuat BRICS disebut dapat menjadi kekuatan ekonomi baru yang dapat bersaing dengan Amerika Serikat juga Eropa. Kekuatan ekonomi BRICS memang cukup besar. BRICS memiliki luas keseluruhan gabungan sekitar 26,7% dari luas permukaan bumi dan populasi total sekitar 3,21 miliar yang setara dengan 41% dari total populasi dunia. BRICS telah mendiskusikan berbagai kebijakan saat konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama tahun 2009 sampai KTT ke-14 tahun 2022.
Salah satu kesepakatan dari kebijakan dan menggalang kerjasama dalam beberapa isu global. Adapun kesepakatan yang telah terwujud adalah pendirian New Development Bank yang mana tujuan didirikannya tidak lain dirancang untuk mendukung pembangunan ekonomi di negara bagian dari anggota BRICS serta untuk membantu mempromosikan kerjasama ekonomi dan perdagangan. Selain, mendirikan New Development Bank juga sepakat untuk membentuk contigent Reserve arrangement (CRA) yaitu penyediaan likuiditas bagi negara anggota bridge jika mengalami kekurangan cadangan devisa.
Sejak munculnya BRICS dalam ekonomi global banyak negara yang menyoroti termasuk Amerika Serikat sebagai kekuatan yang mendominasi dalam politik uga ekonomi. Meski, Amerika Serikat masih menduduki kekuatan global terdepan dalam setiap aspeknya seperti militer, politik, dan teknologi. Namun, tetap kemunculan BRICS membawa pengaruh penurunan Amerika Serikat. Salah satu indikator penurunan signifikan Amerika Serikat yaitu penurunan ekonomi global. Sebelum adanya BRICS, ekonomi Amerika Serikat mencapai tingkat tertinggi yaitu 40% namun sekarang tidak lagi mencapai angka tersebut dikarenakan krisis domestik, penurunan daya asing, juga meningkatnya ekonomi negara lain.
Selain itu mata uang Amerika Serikat yaitu dolar juga menuai kritik dan sorotan. Kenapa demikian? Karena adanya kebijakan moneter Amerika Serikat yang lebih mengedepankan kepentingan domestik yang ternyata berdampak negatif pada ekonomi global Amerika Serikat. Karena itu Amerika Serikat mengalami ketidakstabilan ekonomi serta melemahkan mata uang negara berkembang lainnya.
Dolar Amerika Serikat yang disebut sebagai mata uang terbesar di dunia memberikan keuntungan signifikan bagi Amerika Serikat yang bisa mencetak mata uang lebih banyak dari negara lain. Namun, hal tersebut dapat menyebabkan kerugian terhadap negara yang tergantung kepada dolar Amerika Serikat.
Oleh karena itu, BRICS disebut dapat memiliki potensi untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan politik dan ekonomi global yang utama. Namun, negara-negara BRICS dihadapkan dengan tantangan yang tidak mudah untuk diselesaikan. Di antaranya yaitu, perbedaan kepentingan antara negara anggota BRICS itu sendiri. Meski, memiki tujuan yang sama untuk menguatkan ekonomi dan politiknya.
Karena memiliki perbedaan antara anggota negara dalam pendekatan prioritas dalam politik luar negerinya juga dalam hal politik serta ekonominya akan mengakibatkan melemahnya koordinasi kerjasama di antara negara anggota. Dianggap gagal dalam hal menerapkan kebijakan yang strategis sebagai alternatif dalam sistem ekonomi global saat ini.
Di sisi lain, negara-negara Muslim memiliki potensi besar sebagai alternatif terutama dalam ekonomi dengan menggunakan potensi negara-negara muslim sebagai satu kesatuan umat dalam institusi politik. Dengan sumber daya alam yang dimiliki negara-negara Muslim yang melimpah bisa menjadi kekuatan ekonominya. Negara Muslim di bagian Timur Tengah dikenal sebagai penghasil minyak dan gas, di bagian Asia Tenggara dan Asia Tengah negara Muslim mempunyai cadangan energi dan mineral yang begitu melimpah.
Selain dari pada itu negara Muslim juga memiliki letak yang strategis antara tiga benua yaitu Asia, Eropa dan Afrika. Populasi negara Muslim juga besar dengan pertumbuhan tinggi yang tercepat di dunia dalam beberapa dekade yang akan datang.
Ketika negara Muslim tersebut disatukan dalam institusi global yaitu Khilafah Islam. Maka, pasokan global akan terkontrol oleh kaum Muslim juga bisa menjadi tawar politik yang efektif sebagai sarana dakwah terhadap negara lain. Dengan kekuatan umat Islam yang tersebar lebih dari 56 negara dengan kesamaan ideologi sebagai dasar ideologi Islam. Dan berbagai potensi yang dimiliki negara-negara Islam akan menjadi terdepan dalam kesatuan institusi Khilafah Islamiyah. Wallahualam bissawab. []