Pelanggaran Berat HAM oleh Negara, Wajah Buruk Demokrasi
OpiniJika dalam demokrasi keadilan sulit didapatkan dan kasus pelanggaran HAM susah untuk diberantas, maka hal ini berbeda dalam sistem Islam. Dalam negara yang menerapkan syariat Islam kafah, pelanggaran HAM tidak akan mudah terjadi. Sebab dalam Islam yang berhak menghakimi manusia dan menetapkan hukum hanya hak Allah Swt.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyebutkan, bahwa menghina seorang Muslim adalah kefasikan. Sementara membunuhnya adalah kekufuran. Hal ini menjelaskan kepada kita betapa mulianya hak seorang Muslim apalagi berkaitan dengan nyawa
Penulis Yunita M.
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Anggota Komunitas Sahabat Hijrah Balut-Sulteng
KUNTUMCAHAYA.com-Presiden Joko Widodo kembali mengulang janjinya untuk menuntaskan masalah Hak Asasi Manusia (HAM) pada masa lalu. Presiden pun telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia memastikan, pemerintah tidak pernah berhenti menuntaskan masalah tersebut secara bijak dan bermartabat. Jokowi juga mengajak agar seluruh pihak dapat bekerja sama dalam penyelesaian masalah tersebut serta mencurahkan energi demi kemajuan bangsa. (katadata[dot]co[dot]id, 16/03/2023)
Melihat realitas kehidupan saat ini, memang tak bisa dimungkiri begitu banyak pelanggaran HAM yang terjadi. Sepanjang tahun nyaris tak bisa terhitung lagi pelanggaran yang terjadi dengan berbagai macam kasus yang ada. Pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, perundungan dan lain-lain. Berbagai macam kasus pelanggaran ini menyelimuti kehidupan kita saat ini, berseliweran di media sosial. Tak terhitung lagi jumlahnya.
Pelanggaran HAM yang terjadi memang tak bisa dianggap enteng. Ini adalah permasalahan serius yang berakibat hingga hilangnya nyawa manusia tanpa hak. Mirisnya, pelanggaran HAM saat ini rasanya telah dianggap lumrah. Nyawa manusia tak ada harganya lagi, pembunuhan dan penganiayaan terjadi di mana-mana. Dengan berbagai motif atau latar belakang.
Benarkah Demokrasi Benar-Benar Menjamin HAM?
Negara yang mengaku hidup dalam sistem yang paling menjamin HAM justru realitasnya tak mampu menjaga dan menjamin HAM bagi warga negaranya. Bahkan cenderung kelabakan dan lamban dalam menuntaskan berbagai kasus pelanggaran. Sekalipun berbagai upaya telah diakukan, tetapi faktanya kasus-kasus yang berkaitan dengannya tak juga usai dan tuntas. Bahkan, tahun ke tahun kasus yang serupa sering berulang terjadi. Mirisnya, di luaran sana masih banyak korban yang berteriak meminta keadilan untuk diri mereka karena HAM yang telah direnggut.
Wajah buruk demokrasi yang lahir dari peradaban sistem kapitalisme sekuler ini justru tak mampu menuntaskan masalah pelanggaran HAM. Opini dan wacana seputar keadilan juga cenderung semu. Sebab, HAM dalam demokrasi hanya berorientasi pada sekelompok orang. Artinya keamanan dan keadilan atas sesuatu cenderung hanya menyentuh orang-orang yang terpandang dan punya kedudukan. Sementara bagi rakyat kecil keadilan, seakan tak tampak untuk mereka. Hukum begitu mudahnya dijualbelikan atas dasar kepentingan.
Banyak kasus yang membuktikan betapa HAM bagi rakyat kecil cenderung tak bernilai. Bahkan, pada faktanya yang sering kali dirampas HAM adalah mereka orang-orang yang lemah dan tak punya kedudukan maupun kekayaan. Ini juga memperlihatkan kepada kita bahwa kasus pelanggaran HAM terjadi akibat hukum yang diterapkan dalam sistem demokrasi tak memberi efek jera dan sebenar-benarnya keadilan.
Sistem yang Jauh dari Sumber Keadilan
Demokrasi adalah sistem yang jelas rusak. Sebab, berasaskan sekuler yakni pemisahan aturan agama dari kehidupan publik. Maka, segala aturan termasuk penegakkan hukum dan keadilan cenderung atas keputusan dan kesepakatan manusia yang mengandalkan akalnya yang serba terbatas. Bahkan hukum yang ditetapkan sering kali berasas manfaat dan kepentingan atas sekelompok orang.
Bagaimana mungkin keadilan dapat tegak sementara sistem kehidupan yang diterapkan jauh dari sumber keadilan. Yakni Sang Pencipta manusia dan alam semesta yang tentu paling tahu setiap seluk-beluk kehidupan. Namun, faktanya sampai detik ini demokrasi sekuler membelenggu kehidupan kaum Muslimin. Sekularisasi hukum menorehkan kenyataan pahit, menjauhkan syariat dalam menegakkan keadilan untuk menjaga harta, jiwa dan raga manusia.
Syariat Islam Menjamin Keadilan
Jika dalam demokrasi keadilan sulit di dapatkan dan kasus pelanggaran HAM susah untuk diberantas, maka hal ini berbeda dalam sistem Islam. Dalam negara yang menerapkan syariat kafah, pelanggaran HAM tidak akan mudah terjadi. Sebab dalam Islam yang berhak menghakimi manusia dan menetapkan hukum hanya hak Allah Swt..
Bahkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyebutkan, bahwa menghina seorang Muslim adalah kefasikan. Sementara membunuhnya adalah kekufuran. Hal ini menjelaskan kepada kita betapa mulianya hak seorang Muslim apalagi berkaitan dengan nyawa.
Adanya sanksi dan hukuman yang tegas bagi para pelaku pelanggaran HAM dijamin oleh negara. Semisal kasus pembunuhan tanpa hak akan diberikan hukuman sesuai dengan syariat Islam tanpa memperhatikan entah itu rakyat biasa atau orang yang terpandang. Ketika mereka terbukti menyelisihi syariat, maka hukum berlaku atas mereka. Semisal menghilangkan nyawa manusia tanpa hak akan diberikan hukum qishas atau hukuman mati bagi pelakunya.
Namun, jika keluarga korban tidak menghendaki adanya qishas bagi pelaku, maka mereka dapat menuntut pembayaran diyat atau denda kepada pelaku. Yakni berupa 100 ekor unta dan 40 di antaranya dalam keadaan hamil tua. Atau juga bisa berupa uang sebesar 1000 dinar. Dengan begitu keadilan akan ditegakkan bagi mereka yang direnggut hak-haknya serta memberi efek jera dan pencegah bagi masyarakat yang ingin berbuat demikian.
Begitu pun dengan pelanggaran HAM jenis lainnya juga akan diberi hukuman tegas sebagaimana syarak memerintahkan dan menetapkan. Sungguh tidak akan ada keadilan jika tidak dengan Islam. Sebaik-baik penjamin keamanan, atas harta, jiwa dan raga manusia hanya Islam. Namun, tidak akan mungkin syariat Islam tegak dalam negara yang menerapkan sistem kufur. Maka, mengganti sistem kehidupan dengan sistem Islam dan menegakkan institusi sahih yakni Khilafah Islamiyah adalah jawaban dan solusi tuntas atas permasalahan umat yang ada hari ini. Wallahualam bissawab.