Alt Title

GAGALNYA SISTEM KAPITALIS MENANGGULANGI PENYAKIT MENULAR

GAGALNYA SISTEM KAPITALIS MENANGGULANGI PENYAKIT MENULAR

 


Islam menetapkan negara adalah pengurus rakyat, termasuk dalam penanggulangan penyakit menular. Sehingga tugas negara berkewajiban melaksanakan berbagai upaya dan langkah yang komprehensif untuk menanggulangi akar masalah secara tuntas. Melalui sistem kesehatan yang handal dan ditopang oleh sistem politik dan ekonomi berdasarkan Islam


Negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam melakukan pencegahan bahaya apapun termasuk penyakit menular. Sehingga negara wajib mengambil langkah praktis dan produktif untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat


Penulis Widdiya Permata Sari

Kontributor Kuntum Cahaya dan Member Komunitas Muslimah Perindu Surga 


KUNTUMCAHAYA.com-Sangat disayangkan ketika negeri tercinta ini menempati peringkat kedua di dunia dengan kasus penyakit Tuberkulosis.


Menurut Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua di dunia terhadap kasus penyakit Tuberkulosis. Bahkan dr Imran selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes menyebutkan, kasus TBC pada tahun 2022 diperkirakan sebanyak 969.000 dengan temuan kasus sebanyak 354 per 100.000 penduduk.


Imran pun mengatakan, berdasarkan Global TB  di tahun 2022 jumlah TBC terbanyak yaitu di usia produktif  terutama pada usia 25-34 tahun. Namun, di Indonesia jumlah kasus TBC produktif pada usia 45-54 tahun. Sehingga kasus ini di Indonesia semakin meningkat, tercatat di tahun 2021 ada 443.235 dan meningkat menjadi 717.941 pada tahun 2022. Kemudian data sementara di tahun 2023 ada 118.438 kasus. (Beritasatu[dot]com, 17/03/2023)


Ketika kasus TBC semakin meningkat maka persolan penting seperti ini harus segera diatasi, itu karena tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan melainkan berdampak juga pada aspek spasial dan ekonomi masyarakat termasuk stunting.


Dari kasus tersebut mencerminkan banyak hal, seperti buruknya upaya pencegahan, kurang akuratnya penegakan diagnosa, buruknya higiene sanitasi,  rentannya daya tahan, kegagalan pengobatan, rendahnya pengetahuan, hingga lemahnya sistem kesehatan dan pendidikan.


Bahkan dari tingginya kemiskinan dan stunting, hingga terbatasnya sarana kesehataan sangat jelas memberikan kontribusi yang cukup besar. Karena dari semua itu menunjukkan betapa lemahnya pemerintah dalam menuntaskan kasus TBC di negeri ini. Meski, Indonesia telah bekerjasama dengan luar negeri bahkan WHO, tetapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang signifikan. Yang ada kasus tersebut semakin meningkat.


Dari sini terbukti betapa lemah dan jahatnya sistem sekuler-kapitalis yang menjadi asas pengaturan urusan saat ini, termasuk dalam urusan kesehatan. Karena dalam sistem ini telah menjadikan orang sakit sebagai komoditas untuk dikapitalisasi. Sehingga kasus TBC tidak akan pernah usai selama negeri ini menggunakan dan menjunjung sistem Kapitalisme.


Sangat berbeda jauh dengan Islam yang  menetapkan negara adalah pengurus rakyat, termasuk dalam penanggulangan penyakit menular. Sehingga tugas negara berkewajiban melaksanakan berbagai upaya dan langkah yang komprehensif untuk menanggulangi akar masalah secara tuntas. Melalui sistem kesehatan yang handal dan ditopang oleh sistem politik dan ekonomi berdasarkan Islam.


Bahkan Islam mengatakan bahwa negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam melakukan pencegahan bahaya apapun termasuk penyakit menular. Sehingga negara wajib mengambil langkah praktis dan produktif untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat.  


Oleh karena itu, negara akan segera melakukan pembagian asupan bergizi kepada setiap individu masyarakat terutama yang miskin. Tidak hanya menjamin pemenuhan kebutuhan pokok kepada individu dan publik. Hal ini ditujukan agar terwujud sistem imun setiap rakyat kuat. Namun, negara pun harus menjamin dari mulai pangan yang bergizi, sanitasi dan air bersih, hingga perumahan dan pemukiman yang sehat. Semua wajib dijamin oleh negara.


Karena semua ini sebagai perwujudan dari perintah Rasulullah  yang menjadikan imam sebagai penanggung jawab seluruh urusan rakyat. Sehingga negara akan menyediakan semua fasilitas kesehatan yang terbaik dengan jumlah yang memadai. Bahkan tidak hanya memadai, tetapi mampu dengan mudah diakses oleh setiap individu masyarakat kapan pun  dan di mana pun.


Bahkan negara akan menyertai kelengkapan alat kedokteran dan obat-obatan terbaik yang efektif untuk penanganan masyarakat yang terdeteksi terpapar penyakit menular. Pelayanan semua ini diberikan secara gratis karena didukung dengan anggaran negara dalam Islam yang berbasis Baitulmaal dan bersifat mutlak.


Baitulmaal merupakan institusi dalam Islam yang berfungsi khusus mengelola semua harta yang diterima dan dikeluarkan negara sesuai dengan ketentuan syariat. Negara pun akan memiliki kemapuan secara finansial yang begitu memadai dalam melaksanakan berbagai fungsi pentingnya termasuk sebagai penyelamat dunia dari penderitaan berbagai penyakit menular.


Di samping itu, negara harus memberikan dukungan sistem pendidikan dalam Islam yang mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, hidup sehat dan bersih. Inilah solusi yang benar-benar komprehensif yang dimiliki oleh Islam. Wallahua'lam bi ash-shawwab.