Alt Title

SEKULARISME LAHIRKAN GENERASI ANARKIS

SEKULARISME LAHIRKAN GENERASI ANARKIS



Sungguh ironis potret generasi sekarang. Bukannya meningkatkan kualitas diri baik aspek akidah maupun kepribadian, ini malah meresahkan masyarakat dengan sejumlah keributan yang dibuat dan merusak ketenangan masyarakat


Semuanya merupakan kesalahan dalam mengadopsi sistem sekularisme. Sistem yang berasal dari manusia, bukan wahyu, dan memisahkan agama dari kehidupan


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com-Pada dasarnya setiap negara di belahan dunia tentu membutuhkan para penerus sekaligus yang menjadi estafet eksistensi sebuah negara. Sehingga menjadi sebuah hal yang teramat penting, untuk setiap aspek kehidupan yang ada dapat semaksimal mungkin dimanfaatkan oleh generasi. Mengingat masing-masing dari individu generasi tadi memiliki bakat dan kompetensi yang berbeda-beda. Maka negara sudah tentu akan menyiapkan segala sesuatu yang akan mematangnya generasi tersebut. Terutama dari segi kematangan kepribadiannya.


Dalam setiap istitusi pendidikan, tentu tidak diragukan lagi bahwa tujuan berdirinya hanya untuk menciptakan generasi yang siap untuk menjadi estafet pembangunan serta kemajuan bangsa. Di samping itu dalam membina generasi tidak bisa hanya dicukupkan pada aspek di atas saja. Maka hendaklah setiap istitusi pendidikan lebih menguatkan dasarnya terlebih dahulu yakni akidah atau keimanannya.


Ironisnya, pendidikan  sekarang lebih mengutamakan potensi dan kompetensi di atas segalanya. Bahkan dari skala anak-anak sekolah dasar sekalipun. Para anak didik hanya diharapkan menjafi orang-orang yang memiliki kompetensi, bakat dan yang lainnya. Hingga pada akhirnya setiap remaja hanya menjadi robot yang terus-menerus mengejar kompetensi dan bagaimana caranya menjadi orang-orang yang nomor satu. Tidak hanya pada skala daerah, negara bahkan hingga dunia.


Namun keinginan seperti ini tidak dapat melahirkan generasi-generasi yang kuat dari segi keimanan. Malahan akan semakin jauh dari Tuhannya. Yang notabene merupakan Pencipta dirinya sekaligus alam semesta ini. Untuk itu, hendaklah diketahui bersama bahwa generasi yang dididik untuk mencari dunia saja tidak akan menjamin kehidupan akhiratnya akan dikedepankan. Malah yang terjadi sebaliknya. Saking mirisnya nasib remaja saat ini.


Banyak sekali remaja yang memilih jalan hidup salah hingga pada taraf mengancam hidup orang lain. Sebagaimana yang penulis kutip dari Media detik[dot]com (15/01/23) bahwasanya geng motor di Purwakarta, Jawa Barat, telah menyerang warga dengan menyetrum dan membacok korban. Akibatnya, satu orang meninggal dunia dalam peristiwa ini.


Geng motor tersebut menyerang warga yang sedang nongkrong di Gang Buana Indah sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Dua orang, yakni Yordhi Dwi Rezika (29) dan Eko Wahyu Nugroho (28), jadi korban. Yordhi tewas dalam penyerangan itu.


Salah satu rekan korban yang ada di lokasi, Jajang, menuturkan peristiwa tersebut berlangsung saat mereka sedang nongkrong. Tiba-tiba sekelompok orang menggunakan motor menyerang dan membacok korban. Pada mulanya para korban ketika kabur langsung disetrum hingga terjatuh kemudian dibacok secara membabi buta oleh pelaku hingga salah satu korban meregang nyawa di tempat. Sedangkan korban yang satunya terkena sabitan celurit dan mengalami luka ringan. Ia berhasil selamat dari kejadian anarkis itu.


Sungguh ironis potret generasi sekarang, bukannya malah meningkatkan kualitas diri baik pada aspek akidah maupun kepribadian, ini malah meresahkan masyarakat dengan sejumlah keributan yang dibuat dan merusak ketenangan masyarakat. Semua ini merupakan kesalahan dalam mengadopsi sebuah sistem dalam kenegaraan. Negara di dunia mengadopsi sistem sekularisme. Sistem yang berasal dari kejeniusan manusia, bukan wahyu, dan memisahkan agama dari kehidupan.


Kemudian mengakibatkan remaja menjadi jauh dari pencipta dan menjadi anarkis. Bahkan ketika menghilangkan nyawa orang saja, tidak memberikan rasa takut bagi dirinya. Saking buruknya efek pemisahan agama dari kehidupan. Kemudian tak tanggung-tanggung, negara memiliki penerapan peraturan yang cacat. Terutama dari sisi institusi pendidikan maupun keamanan bagi warganya.


Yang pertama pada sisi institusi pendidikan. Ketika berlandaskan pada sekularisme maka pendidikan itu akan mengatur sesuai pemisahan berdasarkan sekulerisme. Meski setiap pekan tetap ada pembelajaran Agama Islam, itu tidak membuat remaja memahami Islam dalam mengatur kehidupan itu seperti apa. Karena dalam sistem ini menjelaskan bahwa agama itu adalah hak pribadi. Jadi jika ada yang campur tangan terhadap agamanya maka pelaku harus sadar bahwa setiap individu terpisah kemudian tidak berhak untuk campur tangan terhadap urusan temannya yang lain.


Kedua dari sisi keamanan rakyat. Negara berperan sangat penting dalam menjamin kemanan setiap rakyatnya. Terutama generasi yang menjadi penerus kemajuan bangsa Indonesia. Namun dengan adanya geng motor yang anarkis ini ternyata meresahkan masyarakat dan bisa berdampak pada hajat hidup orang banyak.


Tidak terjaminnya keamanan warga menjadikan masyarakat mengalami keresahan. Apa lagi pelaku yang diharapkan dapat menjadi generasi yang meneruskan bangsa. Tapi bukannya meneruskan malah menjadi perusak bangsa itu sendiri. Kembali lagi, pendidikannya juga yang hanya menilik pada sisi kompetensi semata membuat generasi menjadi terfokus pada kompetensi tetapi ketakwaan dan keimanannya terabaikan. Remaja tak lagi mengenal posisi strategisnya sebagai pemuda pejuang agama Allah Swt.. Malahan yang sangat jauh dari itu semua bahkan untuk memiliki sedikit rasa takut kepada Pencipta saja tidak.


Maka dengan maraknya persoalan remaja saat ini, harusnya setiap masyarakat segera sadar bahwa saat ini kehidupan kita tidak baik-baik saja dan kita membutuhkan institusi penerap Islam kafah (menyeluruh). Sebuah negara yang mengikuti metode kenabian. Yang dengannya pula Islam menjadi satu-satunya ideologi yang memancarkan seluruh peraturan yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Termasuk pada dua aspek yang dibahas sebelumnya. Yakni aspek pendidikan yang berubah menjadi pendidikan Islam, kemudian keamanannya juga berdasarkan keamanan Islam.


Pada dua aspek di atas akan diatur berdasarkan sistem wahyu yaitu Islam. Darinya akan hadir generasi-generasi yang berkepribadian Islam. Mereka menjaga dari perbuatan yang anarkis dikarenakan ketakutannya kepada azab Allah Swt.. Adapun keimanan akan berpengaruh pada pemahamannya untuk mendorongnya agar taat terhadap perintah dan menjauhi segala larangan Allah Swt.. 


Kemudian dari segi kemanan negaranya, akan diutus setiap wilayah para petugas untuk berpatroli, tidak hanya untuk para kriminal saja tetapi sampai pada taraf sudah beribadah atau tidak. Bahkan sekelas ibadah sunah di tengah malam seperti shalat sunah tahajud. Saking luar biasanya Islam menjaga dan mengurus umat. Hal ini haruslah membuat kita terbuka cakrawala berpikirnya bahwa sistem Islam tidak selebar daun kelor. Keluwesan aturan yang dimilikinya dapat menaklukan satu dunia. Itu karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Maka bagi yang Muslim maupun nonmuslim akan mendapatkan rahmat yang sama asalkan sistem yang diterapkan adalah sistem Islam dan bukan yang lain. Wallahu a'lam bi ash-shawwab